[Resensi] Bad Boys #2: Troy's Spy oleh Nathalia Theodora



Judul: Bad Boys #2: Troy's Spy
Penulis: Nathalia Theodora
Editor: Irna
Ilustrasi sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, November 2015
Tebal: 344 hlm.
ISBN: 9786020322674

Sinopsis Novel
Sophie punya dua masalah pelik.

Satu. Dia tidak sengaja mendengar rencana Edgar, ketua geng SMA Soteria, untuk menghancurkan geng Troy. Sophie lantas memutuskan menjadi mata-mata bagi cowok pujaannya tersebut. Dia sengaja mendekati Edgar, berusaha mengorek informasi dari cowok itu.

Dua. Tanpa sengaja, Sophie menjadi saksi Troy bertemu kembali dengan Natasha, mantan pacar Troy. Dia menjadi tidak tenang, apalagi setelah itu Troy tampak krmbali dekat dengan  Natasha. Karena tidak mau kalah, dia pun semakin genjar mendekati Troy.

Akankah identitas Sophie sebagai mata-mata Troy diketahui Edgar? Dan akan berhasilkah Sophie mendapatkan cinta Troy?

Ide Cerita
Dari blurb di atas sebenarnya sudah mewakili menceritakan konflik yang ada di novel ini. Dua hal yang sudah disebutkan di blurb memang menjadi generator cerita dan pembaca akan dijungkirbalikkan emosi dan moodnya selama cerita berkembang hingga di penghujung halaman terakhir.

Kebodohan dan kenekatan Sophie menjadi mata-mata, akan membawa efek petualangan khas detektif bagi pembaca. Beberapa kali gue juga merasa deg-degan dengan tingkah Sophie yang kelewat konyol. Adegan yang bikin tegang salah satunya saat Sophie mau membuka password laptop Edgar. Beberapa kali memasukkan kunci sandi tetapi beberapa kali juga mengalami kegagalan. Sophie tidak mudah menyerah. Dengan instingnya yang berjalan baik, password pun bisa dibobol. Yang membuatnya terasa menegangkan, pembobolan password tersebut harus mempertimbangkan waktu agar tidak diketahui Edgar. Begitu Edgar kelihatan, Sophie harus berperan tidak terjadi apa-apa.

Perkembangan cerita dengan nuansa cinta sangat bisa dirasakan pada kenyataan Sophie yang sangat berharap bisa menjadi cewek spesial untuk Troy. Bayangkan saja, Sophie memendam perasaannya kepada Troy selama tiga setengah tahun. Perjuangannya untuk bisa diperhatikan Troy sangat gigih. Gue bisa mengkategorikan upaya Sophie sebagai hal yang alay. Namun karena soal hati, kealayan Sophie bisa dimaklumi.

Contoh kealayan Sophie salah satunya dengan mengundur menyelesaikan tugas sekolah hingga beberapa hari (cicil) agar bisa ketemu Troy ketika mengerjakannya di rumah Ivy, adiknya Troy. Ini modus banget.

Gaya Bahasa. POV. Plot. Karakter.
Mbak Nathalia ini pinter membuat diksi yang tidak bertele-tele. Langsung pada poinnya tanpa ada proses mengindah-indahkan. Gue membaca novel ini seperti sedang menceritakan kisah Sophie pada temen. Lancar, lincah dan tidak kaku. Atau apakah gaya bercerita sebenarnya dipengaruhi oleh genre novelnya? Novel ini berlabel teenlit dan gaya bahasa yang pas bukan diksi yang memuat banyak keterangan.

Contohnya, Aku langsung merasa lemas. Ternyata Troy benar-benar datang (hal. 280). Kalimatnya bisa dirubah jika diharap harus diperindah. Aku mendadak merasa lemas hingga kakiku bergetar. Ternyata Troy benar-benar datang seperti pahlawan.

Pemilihan penulis sebagai orang pertama sangat pas. Sophie "aku" menjadi subjek yang kemudian menyatu dengan pembaca. Jangan heran jika pembaca akan dibuat tersenyum dan menangis karena pembaca merasakan langsung apa yang dialami Sophie. Kelebihan menggunakan POV Orang Pertama, penulis akan mudah memasukkan pembaca pada situasi, pada perasaan, pada jalan pikiran dari karakter utama novel. Bad Boys #2 sukses menjadikan pembaca sebagai sosok Sophie.

Plot yang dipakai adalah plot maju. Meski pada beberapa bagian narasi, penulis menceritakan ulang secara singkat dan umum apa yang pernah terjadi antara Troy, Austin, Ivy, Sophie, Jason, Lionel dan Natasha. Semua penjelasan itu ada pada buku Bad Boys #1.

Karakter yang muncul di Bad Boys #2 ini sebenarnya akan sangat dihafal jika pembaca sudah menamatkan Bad Boys #1 - nya. Antara kedua bukunya ada perbedaan tokoh utama. Di yang #1, tokoh utamanya Ivy. Dan di yang #2, Sophie yang menjadi pusat perhatian. Karakter Sophie sangat lucu, spontan, baik, cerdas namun konyol. Karakter inilah yang membuat 2 pria menyukainya. Maaf ya biar tidak spoiler gue enggak sebutkan 2 nama tersebut, hehehe.

Karakter Troy itu romantis, cuek dan pemimpin. Perpaduan romantis dan cuek sebenarnya agak aneh. Namun jangan salah, justru perpaduan ini yang membuat karakter Troy sangat tidak umum. Sophie aja sampai berjuang keras mendapatkan Troy.

Karakter Edgar persis seperti karakter Troy. Sayangnya, bumbu romantis dia tidak kelihatan. Ketutup sama sifat cueknya yang terlalu dominan. Karakter Ivy masih condong dominan sebagai sahabat baik. Karakter Natasha sedikit samar. Namun pas kejadian penyandraan itu, gue harus bilang dia itu cewek yang baik.

Bagian Favorit.
Gue perlu membeberkan bagian favorit dari novel yang gue baca. Dan di novel Bad Boys #2 ini, gue punya 2 situasi.

Pertama, Bab 11. Sophie berada pada puncak rasa cemburu. Dan akhirnya ia mengungkapkan perasaannya yang selama tiga setengah tahun dipendam. Analogi yang dipakai penulis juga sangat jenius. Danau es dan Sophie berdiri di atasnya. Emosi pembaca dibuat sendu dan gue sendiri hampir nangis membacanya. Bukan apa-apa, pembaca akan sangat mengenal Sophie sebagai gadis yang ceria dan positif. Gara-gara cinta, ia berubah menjadi sosok gadis yang rapuh penuh luka-luka.

Kedua, bagian ketika karakter cowok memperlakukan cewek dengan sangat baik. Pas Lionel ketemuan sama Sophie, Lionel peka menanyakan Sophie mau minum apa. Dan yang memesankan Lionel sendiri. Lalu yang membayar Lionel juga. Padahal hubungan keduanya hanya sebatas teman. Biasanya kalau temen, akan membiarkan temen memesan sendiri. Gue belajar dari kejadian ini.

Ada lagi, sebagai kakak cowok, Troy sangat menjaga adik ceweknya. Buktinya dia sengaja menggagas makan malam untuk mengintrogasi Austin sebagai pacar Ivy. Troy hanya ingin memastikan Austin bisa menjaga adiknya dan bukan menyakitinya. Terpuji sekali bukan apa yang dilakukan Troy sebagai kakak?

Lain-lain.
Gue baru merasakan penasaran pas baca Bad Boys #2 ini tentang nama SMA yang dipakai penulis. Gue pun googling. Soteria artinya keselamatan (Strong Dictionary, Yunani). Emerald artinya batu permata hijau terang (Bahasa Iberia Roman - Spanyol). Vilmaris artinya Pelindung dari Laut (Bahasa Yunani)

Final. Rating.
Novel ini cocok untuk yang suka kisah seru khas anak SMA dengan konflik sekitarnya; cinta, geng, pergaulan. Gue kasih rating 4 dari 5.

Kalau harus dibuat buku berikutnya, gue pengen Mbak Nathalia membuat cerita dari sosok Lionel. Biar kerasa bagaimana menjadi sosok Bad Boys yang sebenarnya.