[Resensi] Roma - Pia Devina

Jujur, novel ini tidak meninggalkan kesan yang mendalam untuk saya. Proses membaca terbilang lancar, kalau pun sempat terhenti itu karena saya mengantuk. Tapi saya mendapatkan pelajaran untuk selalu membahagiakan seorang Ibu atas perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukannya. Meskipun sebagai anak kita tidak bisa melunasi jasa Ibu.

Judul: Roma (seri A Love Story City)
Penulis: Pia Devina
Editor: Cicilia Prima
Desiner kover: Teguh
Penata isi: Putri Widia Novita
Penerbit: PT Grasindo
Terbit: Agustus 2016
Tebal buku: vi + 194 halaman
ISBN: 9786023756537
Harga: Rp55.000 

Setelah tidak bertemu hampir dua minggu karena kesibukan workshop kepenulisan, Chalinda ‘Chal’ Neomi bertemu mamanya di salah satu restoran di Bandung. Tapi mama datang tidak sendiri, ia membawa sosok pria eropa yang kemudian diketahui bernama Terenzio Lambardi. Pria ini, kata mama, akan menjadi suami ketiga mama. Kabar ini jelas menjadi badai bagi Chal. Ia masih ingat memori buruk pernikahan kedua mamanya dengan guru fisika di SMP-nya dulu. Pernikahan yang bertahan hanya tiga tahun, rusak karena suami mama melakukan KDRT.

Rencana pernikahan akan dilakukan di Roma. Itu sesuai permintaan keluarga besar Terenzio. Sedangkan syukuran kecil-kecilan akan dilakukan di Indonesia. Dan lima bulan setelah pertemuan di restoran, Chal menginjakkan kaki di kota Roma. Di bandara Fiumicino, pertama kalinya Chal bertemu Maurizio Folliero, pemuda yang menjemput. Pada hari pertama itu, Chal dan Maurizio mendengar pembicaraan dua saudara Terenzio yang mencurigakan mengenai pernikahan mamanya dan Terenzio. Chal takut sesuatu yang buruk terjadi pada mamanya. Maurizio yang pada awalnya ingin tidak peduli, akhirnya ikut membantu mencari tahu.

Berhasilkah Chal dan Maurizio mengungkap di balik maksud kedua paman Terenzio? Lalu bagaimanakah kelanjutan rencana pernikahan mamanya Chal?

*****
Saya memilih novel Roma ini karena blurb yang mengundang rasa penasaran, terutama pada bagian usaha Chal mengijinkan pernikahan mamanya untuk ketiga kali. Saya membayangkan akan saya temukan cerita yang membuat hati merasa hangat oleh konflik hubungan ibu anak, di sini diperankan Chal dan mamanya; Ermina Darra. Hasilnya, saya menemukan konflik yang saya maksud namun tidak sampai membuat saya merasakan kesan hangat tadi. Alasannya, plot yang bagus dicurangi oleh penulis dalam memaparkan setting Roma yang terlalu banyak (menurut saya).

Saya juga menyayangkan konflik percintaan Chal, yang seharusnya cinta segitiga, yang tidak tergali dengan maksimal. Karakter Ryan Watkins seharusnya diperkuat untuk menjadi saingan Maurizio dalam menaklukan hati Chal. Di buku ini, Ryan Watkins hanya muncul –kalau tidak salah- hanya dua kali. Pertama, ketika ia mengobati kaki Chal yang terkilir, yang merupakan pertemuan pertama Chal dengan Ryan. Kedua, ketika Chal pergi kembali ke BlueLeaves, kafe Ryan, untuk menghibur diri setelah berhasil mengungkapkan rasa tidak percayanya pada Terenzio dan membuat mamanya membatalkan pernikahan. Rasa persaingan itu tidak muncul dengan kuat.

Pemberian nama pada ‘hampir’ semua tokoh yang muncul di dalam cerita juga sangat mengganggu. Penulis bahkan memberikan nama pada pelayan di kafe Ryan yang muncul hanya sekali, juga pada asisten rumah tangga di rumah keluarga besar Terenzio. Pendapat saya, setiap nama tokoh yang diberikan, ada kewajiban penulis untuk menggali karakternya. Gara-gara ini saya sering terkecoh oleh nama-nama baru yang porsi kehadirannya tidak seberapa. Ditambah nama-nama Eropa yang susah saya ingat.

Lalu apa yang unggul dari novel Roma ini?

Saya suka konfliknya yang ringan. Percintaan yang digarap penulis lewat Chal dan Maurizio sangat manis. Awalnya tidak suka, kemudian suka akibat kebersamaan dan hukum mutualisme. Proses penulis mendekatkan dua karakter ini patut diacungi jempol. Apalagi saat keduanya mengelak dari perasaan aneh yang perlahan-lahan timbul.

Juga, cara penulis bercerita saya bilang mengalir. Saya tidak tersendat-sendat ketika membaca oleh kalimat-kalimat yang ambigu. Pemilihan diksi yang tepat membuat novel ini aman dilahap. Berikut penokohan yang kuat untuk karakter utamanya; Chal dan Maurizio, sudah sangat baik. Chal yang manja dan gampang panik. Maurizio yang cuek campur simpati. Perpaduan yang kemudian membuat keduanya rada alot untuk saling memahami.

Kovernya sendiri sangat memikat dalam sekali lihat. Warna merah yang dominan menjadikan Roma kelihatan menonjol, apalagi pemilihan warna putih untuk tulisan lainnya, membuat kover terlihat bersih dan kontras.

Menurut saya novel ini pas untuk pembaca yang suka dengan tema romantis berlatar kota yang romantis, salah satunya kota Roma.

Rating dari saya: 2/5



Typo:

  • Mulus-mulut = Mulus-mulus [Hal. 21]
  • Membuaku = Membuatku [Hal. 164]

Wishful Wednesday: Mengenal Nabi Muhammad Lewat Novel

Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Seperti biasa ya, setiap hari Rabu, saya InsyaAllah akan mem-posting buku yang sedang diinginkan. Ternyata dengan menuliskannya, ini seperti doa. Kapan kesempatan itu datang, harapan itu akan terkabul. Saya mengalaminya sendiri. Jadi untuk yang lain, jangan berkecil hati. Dengan lebih banyak menuliskan, itu artinya kita sedang berdoa lebih banyak. Jangan pula menyerah ya untuk memelihara harapan. :)

Saya mau berterima kasih kepada PerpusKecil karena buku wish list saya di Wishful Wednesday: Happy Anniversary PerpusKecil sudah tiba dengan selamat. Paketnya terdiri dari 2 buku: Milea by Pidi Baiq dan Roma by Pia Devina, sesuai yang saya mau.

Nah, mau tau buku apa yang sedang saya inginkan kali ini? 

Buku MUHAMMAD; Lelaki Penggenggam Hujan


Sebelumnya, saya sudah menyelesaikan baca buku Sewindu karya Tasaro GK. Dan di dalam buku ini diceritakan bagaimana susahnya penulis menuliskan buku mengenai Nabi Muhammad, yang akhirnya diberi judul Muhammad; Lelaki Penggenggam Hujan, dalam format fiksi. Menurut ceritanya, banyak sekali hujatan dan makian pada proses pembuatan buku tersebut. Dan saya sangat ingin membaca  buku ini karena mau mengenal Nabi Muhammad dalam konteks yang berbeda. Sebelumnya, saya pernah membaca buku serupa, biografi Nabi Muhammad. Mungkin dengan format lain, saya bisa semakin mengenal Nabi Muhammad dengan pemahaman yang berbeda.


Itu dia buku yang saya inginkan untuk minggu ini. Semoga saja saya cepat berjodoh untuk segera membaca buku tersebut. Amin :) :)

Buku apa yang masuk wish list kalian sekarang? Kalau mau ikutan posting wishful wednesday, silakan mampir di blog PerpusKecil ya. Ada kok aturannya di situ. Akhir kata, selamat ber-wishful wednesday!

[Resensi] Sewindu - Tasaro GK

Setelah membaca buku Sewindu ini, saya banyak belajar mengenai menjadi pria dewasa. Terutama pada bagian tanggung jawab. Seorang pria dewasa, sudah bukan waktunya mementingkan kesenangan egonya sendiri. Ada banyak bentuk tanggung jawab yang harus ditunaikan kepada istri, keluarga mertua, keluarga sendiri, anak, atasan, rekan kerja, sahabat, dan tetangga. Tidak ada sekolah yang mengajarkan itu semua. Terima kasih, Taufik Saptoto Rohadi, atas curhatnya yang menginspirasi dan mencerahkan.

Judul: Sewindu
Penulis: Tasaro GK
Editor: A. Mellyora
Proofreader: Hartanto
Desain sampul dan isi: Rendra TH
Penata letak isi: Diyantomo
Ilustrator: Bayu
Penerbit: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Terbit: Maret 2013
Tebal buku: x + 382 halaman
ISBN: 9786029212785
Harga: Rp82.000

8 tahun sejak ia menikah, rentang waktu itu pula yang ia rekam melalui buku ini. Dimulai dari kehidupan awal pernikahan yang masih menumpang di rumah mertua, hingga ia mewujudkan mimpi besarnya menjadi orang yang berguna bagi banyak umat. Banyak sekali episode-episode yang dilewati dan direnungkan hikmahnya dengan seksama. Beruntunglah pembaca yang menyempatkan membaca buku ini, sebab kita diingatkan terlebih dahulu oleh penulis mengenai kehidupan setelah menikah, sebelum merasakan kagetnya memangku tanggung jawab keluarga.

Buku Sewindu ini saya kategorikan sebagai buku non-fiksi. Cerita di dalamnya merupakan pengalaman penulis sendiri menjalani kehidupan setelah menikah hingga hari-harinya menjadi seorang penulis. Akan ditemukan kegetiran, kegundahan, keresahan, dan suka duka kehidupan pasangan suami istri baru.

Awal-awal buku akan diceritakan mengenai sulitnya kondisi ekonomi bagi pasangan tadi. Membaca bagian ini, saya menyadari, ternyata lebih baik mempersiapkan materi sebelum berani memindah tanggung jawab seorang ayah dari seorang perempuan ke tangan kita. Saya jadi ingat pesan mengenai kondisi ini; Istri yang baik akan ikhlas ikut sengsara bersama suami. Suami yang baik tidak akan membiarkan istrinya sengsara.

Banyak sekali momen-momen yang diceritakan penulis. Kejadian kekurangan air bersih, kejadian istri mau melahirkan, kejadian kepenulisan, kejadian belajar ngaji, kejadian memahami anak yang pertumbuhannya terlambat, dan masih banyak lagi cerita yang lain. Yang paling berkesan tentu saja mengenai meninggalnya Ummi dari penulis dan Mimih dari istrinya. Saya sampai menangis membaca bagian ini. Saya jadi merasa belum siap kehilangan Bapak Ibu kelak.


Keunggulan Tasaro tentu saja dari kalimat-kalimat yang disusunnya sangat sederhana dan mengalir. Sehingga untuk menyelesaikan buku ini tidak membuat saya bosan. Selain tema buku mengenai keseharian suami istri yang ringan dan mudah dipahami, ilustrasi berwarna yang disisipkan di buku ini juga memikat.

Buku ini sangat bermanfaat bagi pasangan muda yang akan menginjak fase hidup yang baru; pernikahan. Atau berguna sebagai cerminan bagi mereka yang sudah menikah dan memiliki anak. Akhirnya, rating saya berikan sebesar 3 poin dari 5 poin.




Catatan.
  • Melakukan hal-hal bersahaja yang dengan itu kata cinta yang terucapkan tanpa kata-kata. [Hal. 44]
  • Cinta adalah habis-habisan memberikan yang terbaik untuk anaknya. [Hal. 73]
  • Ternyata, ada waktunya, cinta harus dikatakan, harus diungkapkan. Bahkan, jika itu berarti keluarnya air mata. [Hal. 78]
  • Setiap kelahiran anak manusia membutuhkan perjuangan luar biasa seorang perempuan yang menjadi ibunya.Cukuplah dengan itu dia mesti dihormati dan dicintai. [Hal. 214]
  • Melangkah terus, meskipun satu dua ayunan, pada akhirnya akan sampai ke tempat tujuan. [Hal. 315]
  • Masa lalu adalah lembaran terbuka yang hanya perlu dibuka untuk mengambil kebaikan-kebaikan  darinya. [Hal. 360]

[Intermeso] Penulis Favorit


Membaca buku menjadi hobi yang membanggakan. Banyak sekali kebaikan menekuni hobi yang satu ini. Salah satunya mengasah kepekaan perasaan. Dengan banyak membaca alur cerita, berbagai genre, pembaca buku dibawa memahami banyak kondisi hidup dengan sudut pandang baru. Satu cerita ketika dibaca hari ini dengan satu sudut pandang, akan berbeda sudut pandang ketika dibaca pada waktu yang lain. Ini yang membuat pembaca mengalami banyak pengalaman dari cerita yang dibacanya.

Akhir-akhir ini banyak buku yang terbit di Indonesia. Apalagi kehadiran aplikasi Wattpad, ikut menyumbangkan bermunculan karya baru dari penulis-penulis baru dengan label ‘sudah dibaca jutaan pembaca’. Maka, jumlah penulis pun ikut meningkat.

Dari sekian banyak jumlah penulis, tentu saja ada yang menjadi favorit. Alasannya, gaya menulis atau ide cerita yang bagus, membuat nama penulis tersebut sangat berkesan. Saya sebagai salah satu pembaca buku memiliki beberapa nama penulis yang berkesan.


Agung Rusmana
Penulis ini sudah menerbitkan dua judul novel, Malaikat dan Tiga. Kedua buku tersebut sudah saya baca dan saya menyukainya. Yang membuat saya terkesan karena ide cerita yang ditawarkan sangat out of the box. Ditambah penyampaian ceritanya yang sangat mengalir dan lugas. Tidak heran banyak umpatan dan kata-kata kasar yang dia ungkapkan untuk menunjang cerita.

Adhitya Mulya
Berkat bukunya yang berjudul Sabtu Bersama Bapak, saya memasukkan nama beliau menjadi penulis favorit. Ide ceritanya sangat sederhana dan disampaikan dengan diksi yang sederhana juga. Ini yang membuat buku Sabtu Bersama Bapak sangat menyentuh dan menghangatkan hati. Keunggulan lainnya, pesan yang disampaikan penulis melalui tokoh Bapak kepada kedua anaknya, Satya dan Cakra, bisa 
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siapa pun.


Dewi Lestari
Melalui serial Supernova, saya berkenalan dengan penulis ini. Ada 6 judul menggenapi serialnya; Ksatria, Puteri danBintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Inteligensi Embun Pagi. Hanya buku pertama hingga keempat yang sudah saya. Buku berikutnya saya tidak mengikuti karena merasa sangat berat mengikuti ceritanya. Yang membuat saya terkesan pada serial ini terletak pada banyak fakta ilmiah yang diungkapkan. Sedikit dibumbui pendapat pribadi penulisnya, buku ini tidak serta-merta bisa diiyakan mengenai fakta ilmiah tadi. Buat saya buku ini sangat cerdas.


Anna Triana
Tokoh Abim yang diceritakan penulis di novel My Pre-wedding Blues mengesankan saya. Kekonyolan dan keromantisan pada waktu bersamaan mengajarkan saya untuk menjadi diri sendiri. Gaya menulis cerita dia sangat enak. Tema menjelang pernikahan di novel tersebut membuat saya memahami perasaan tokoh utama menghadapi fase hidup yang Insya Allah akan dialami oleh siapa saja.
Memberi gelar sebagai penulis favorit bisa diukur dari banyak sisi dan setiap orang sebagai pembaca pasti berbeda-beda. Bisa karena ide cerita, penokohan, gaya menulis atau pesan bukunya. Yang pasti, penulis favorit selalu mengesankan pembacanya.

Lalu, siapakah penulis favorit kalian dan mengapa?

[Resensi] Senja Di Langit Ceko - Kirana Kejora

Setelah membaca tuntas Senja di Langit Ceko, justru muncul pertanyaan ‘kenapa?’. Penulis sengaja sekali merusak mood pembaca yang begitu hanyut dengan detail negara Ceko yang indah sekali dan suasana romantis ala Senja-Saujana, dengan ending cerita yang menohok. Ini tidak adil bagi kami para pembaca. Namun, ketidakadilan ini jadi prestasi penulis menghipnotis pembaca lewat cerita yang dibuatnya.

Judul: Senja di Langit Ceko
Penulis: Kirana Kejora
Cover: ANS
Layout: Rio Maykha
Editor: Agus Mutaram
Penerbit: Dua Media
Terbit: 2016
Tebal buku: 290 halaman
ISBN: 9786027270718
Harga: Rp65.000

Dua orang keras kepala, dua orang cerdas, yang awalnya sering debat kusir akhirnya memutuskan menikah. Sejarah mengenai kehilangan orang tua menjadi perantara keduanya untuk bersatu. Dan setelah menikah, mereka melakukan bulan madu ke negara Ceko. Senja menikmati perjalanannya. Saujana membawa pula misi mencari ayahnya yang hilang di kota itu. Perjalanan super romantis suami istri itu harus menjadi lara ketika takdir yang bicara. Ada apa dengan Senja dan Saujana?

Saya menyesal mengabaikan novel ini dari sejak saya menerimanya. Salah penulis juga, kenapa awal novel diceritakan debat kusir dua orang cerdas yang kata-katanya susah dipahami. Rasa yang saya temukan setelah melanjutkan baca, cukup tercekat dan dada merasa hangat. Ternyata dua orang cerdas itu hanya sedang jaga harga diri.

Ide cerita yang menyatukan dua orang keras kepala terus bulan madu di negara indah, sempat membuat saya pesimis. Jangan salah, hasil tangan penulis membuat ide itu briliant berkat detail negara Ceko yang indah yang dinarasikan dengan sangat rinci. Klasik, romantis, bersejarah, dingin, salju, berpadu menghanyutkan imajinasi. Ditambah, pembaca akan jadi lebih tahu mengenai negara Ceko berkat membaca novel ini yang sarat informasi sejarahnya.

Klimaks konflik akan ditemukan di akhir-akhir buku. Kejutan yang cukup tidak terduga dan tidak terlacak sebelumnya, membawa novel ini sedikit lebih menyenangkan. Sebab pada bagian akhir-akhir novel ini, pembaca akan dibuat merana oleh kejadian yang ‘kenapa harus terjadi?’.

Karakter tokoh utama sangat hidup. Keduanya manusia cerdas dan punya harga diri. Namun semua berubah ketika mereka sudah menikah. Kekonyolan, sifat manja, keras kepala dan adaptasi terhadap hubungan yang baru, keluar dengan sendirinya. Tidak berlebihan. Saya kira semua pasangan akan melakukan hal yang sama. Ada satu tokoh juga yang tidak akan saya sebutkan, sebagai peran vital juga dan dia sangat baik, besar hati, santun, juga cerdas. Penasaran, bukan?

Selama menjelajah negara Ceko, pembaca akan diajak ke beberapa lokasi, bangunan, monumen dan tempat yang indah. Sebut saja Kastil Praha, Katedral Santo Vitus, Jam Astronomi Orloj, Jembatan Karluv, Jembatan Charles, dan masih banyak lainnya. Saya membayang semuanya seolah saya yang sedang liburan.

Pembaca juga akan dikenalkan pada seorang penulis hebat bernama Franz Kafka. Akan diulas karyanya, kehidupannya, dan kisah percintaannya. Menarik sekali mengetahui bagian ini. Selain Franz Kafka, ada juga penulis lain yang sekaligus presiden bernama Vaclav Havel. Sosok seperti apakah mereka?

Saya mendapat pelajaran di novel ini untuk mencintai pasangan dengan cara memberi, mengimbangi, menghargai, dan menghormati. Dua kepala tidak akan selalu seiya sekata. Mantra tadi tepat untuk menengahi perbedaan. Juga rasa syukur karena masih diberikan kesehatan sehingga bisa menikmati hidup lebih lama.

“Cinta itu memberi, mengimbangi, menghargai, dan menghormati.” [hal. 57]
Novel ini saya rekomendasikan untuk semua orang yang hakikatnya akan dewasa. Mengingatkan kita makna cinta yang seharusnya, tidak menyakiti, harus tulus, dan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan karena tidak ada manusia yang sempurna. Akhirnya, saya memberikan rating untuk novel Senja di Langit Ceko karya Kirana Kejora adalah 4 bintang dari 5 bintang.

:) :) :)

Typo:
luamayan = lumayan [hal. 42]
Senaj = Senja [hal. 77]
Pada tahun 28 Oktober 1918 = Pada tanggal 28 Oktober 1918 [hal. 150]
dainggapnya = dianggapnya [hal. 172]
suika = suka [hal. 177]
selama = selamat [hal. 186]
juag = juga [hal. 234]

Catatan:
  • “Senja, selama mata kita diberi kesempatan untuk memandang, gunakan dengan baik, untuk menangkap kebenaran. Demikian dengan telinga, bibir, dan hati, karena kita tak pernah tahu batasan waktu kita di bumi.” [hal. 5]
  • Senja, hidup hanya sekali, jangan meniadakannya tidak punya arti. Time change everything you know. [hal. 21]
  • “Kejujuran hati, itulah kebenaran sejati.” [hal. 33]
  • “Cinta itu tidak bisa mengikat, tapi membebaskan. Tidak bisa meminta tapi mempersembahkan.” [hal. 34]
  • “... Doa adalah pusaka buat sebuah keluhan yang akan jadi harapan.” [hal. 37]
  • “Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak. Mereka dibekali dengan akal dan hati nurani dan harus bertindak dalam semangat persaudaraan...” [hal. 82]
  • “...orang baik akan bertemu dengan orang baik dimana saja.” [hal. 186]

Wishful Wednesday: Ratu Salju dan Gerda

Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Senang sekali bisa jumpa lagi di posting-an blog yang mulai saya prioritaskan kemunculannya. Sebab saya yakin 100%, menuliskan harapan sama dengan berdoa. Dan selama harapan tersebut dibarengi keyakinan, bukan tidak mungkin untuk jadi kenyataan. Setuju nggak? :)

Saya bersyukur sekali pada momen Wishful Wednesday: Anniversary Giveaway yang digagas PerpusKecil, nama saya muncul sebagai pemenang hasil pengundian. Keberuntungan yang sangat besar. Berikut link yang waktu itu saya buat: Wishful Wednesday; Happy Anniversary PerpusKecil.

Penasaran tidak minggu ini buku apa yang saya taksir? :) Yuk diintip!

Ratu Salju by H. C. Andersen 

Pasca membaca buku Where The Mountain Meets The Moon by Grace Lin, saya naksir beberapa buku yang diterbitkan Penerbit Atria. Banyak sekali koleksi buku ringan dari penerbit itu. Dan saya tahu, buku-buku itu memiliki kisah yang bagus dan penuh pelajaran.

Membaca blurb buku Ratu Salju, jika saya sampai membaca buku tersebut, saya akan diajak oleh Gerda, salah satu karakter, berpetualang menyelamatkan sahabat baiknya; Kai, dari sihir Ratu Salju. Lebih menariknya, buku ini ada label 'Dongeng Klasik yang mengilhami film animasi Frozen'. Bagaimana tidak tertarik jika buku ini menjadi cikal bakal film animasi yang populer itu?

Saya berharap punya kesempatan untuk memiliki buku ini dan juga mungkin buku-buku lainnya yang diterbitkan Penerbit Atria. Doakan yang kencang ya!

Nah, untuk kamu yang mau ikutan mem-posting Wishful Wednesday seperti yang saya lakukan ini, silakan mampir ke blognya Mbak Astrid; PerpusKecil

:) :) :).

[Resensi] Where The Mountain Meets The Moon - Grace Lin

Menakjubkan, satu kata untuk memuji cerita yang dibuat oleh penulis bernama Grace Lin. Sangat sederhana, berbudaya china, dan penuh pelajaran hidup. Saya sendiri selesai membaca buku ini, terusik dan merasa gerah. Kemurnian sebagai manusia yang bertuhan, terlalu lama digerus obsesi dunia. Padahal seharusnya manusiawi dan bernurani murni.

Judul: Where The Mountain Meets The Moon
Penulis: Grace Lin
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyelaras: Ida Wajdi
Pewajah isi: Aniza
Penerbit: Penerbit Atria
Terbit: November 2010
Tebal buku: vii + 266
ISBN: 9789790244603
Harga: Rp 10.000

Perjalanan seorang bocah perempuan bernama Minli untuk bertemu Kakek Rembulan dengan misi menanyakan peruntungan keluarganya dan nasib gersang Gunung Nirbuah. Tak disangka, keluguan dan kepolosan Minli membawa lebih dari sekedar peruntungan. Bukan untuk dirinya saja, untuk banyak makhluk yang ia temui sepanjang perjalanan.

Membaca buku ini, saya seperti sedang didongengkan cerita yang begitu indah. Cerita petualangan dengan latar alam yang mengundang imajinasi; hutan, kerajaan, sungai, langit dan hamparan tanah lapang, dan dipenuhi pesan kebaikan. Saya selalu menyukai cerita atau film yang ada perjalanan jauhnya, seakan saya ikut serta melakukan perjalanan atau ini bentuk kerinduan saya karena jarang bepergian.

Bersyukur adalah pesan besar yang saya pahami. Kondisi seburuk apa pun, kita pasti pernah mengandai-andai dihujani banyak kebaikan. Itu yang membuat kita resah dan tidak pernah bahagia menjalani hidup. Konsep bersyukur ini diutarakan penulis dengan tokoh Minli, Ba (Ayahnya) dan Ma (Ibunya) dengan sangat hangat dan menyentuh hati sekali.

“...Akulah yang seharusnya disalahkan. Minli tahu bahwa aku tidak puas dengan peruntungan kita; seandainya aku tidak begitu, dia tidak akan pergi meninggalkan kita. Maafkan aku.” [hal. 237]
Kekayaan bukanlah rumah yang dipenuhi emas dan batu giok, namun sesuatu yang jauh lebih bermakna daripada itu. Sesuatu yang dimilikinya dan tidak perlu diubahnya. [hal. 242]
Format yang diusung penulis dalam bukunya ini bisa disebut ‘kisah dalam kisah’. Buku ini menceritakan perjalanan Minli, dan buku juga menceritakan kisah yang diceritakan kepada Minli, Ma dan Ba oleh beberapa tokoh lainnya yang muncul.

Kisah yang menjadi subplot cerita ternyata berhubungan dengan masa ketika Minli melakukan perjalanan. Sebagai contoh, Naga yang ditolong Minli, adalah naga dari tempat tinggal Minli, yang sudah berpisah ratusan tahun.

Berikut judul kisah subplot tersebut:
  1.  Kisah Gunung Nirbuah
  2. Kisah Kakek Rembulan
  3. Kisah Naga
  4. Kisah Penjaja Ikan Mas
  5. Kisah Kertas Kebahagiaan
  6. Kisah Gerbang Naga
  7. Kisah Teman Si Penggembala Kerbau
  8. Bagian Yang Tak Diketahui Dari Kisah Kakek Rembulan
  9. Benang Takdir
  10. Kisah Yang Disampaikan Si Bocah Perempuan Pada Harimau Hijau
  11. Kisah Desa Hujan Rembulan
  12. Kisah Harimau Hijau dan Teh
  13. Kisah Para Leluhur Da-A-Fu
  14. Kisah Mutiara Naga
  15. Kisah Wu Kang
  16. Kisah Yang Dituturkan Oleh Ma

Nilai lebih dari buku ini, ada ilustrasi yang berwarna yang membuat betah membaca dan ilustrasi tadi memberikan gambaran mengenai cerita.


Saya kira buku ini harus dibacakan kepada anak-anak sekarang. Memupuk jiwa murni yang polos dan santun pada generasi yang kemungkinan akan banyak dipengaruhi gaya hidup yang kacau. Bukan rahasia umum jika masa kini termasuk masa yang sedikit meprihatinkan untuk perkembangan anak-anak, terutama akibat kehadiran gadget.

Saya sebagai orang dewasa saja, merasa terhibur dan tercerahkan oleh kisah Minli ini. Saya tertohok untuk mengembalikan kesantunan yang disampaikan penulis.

Akhirnya saya memberikan rating sebesar 5 bintang dari 5 bintang.

Patah Hati Terhebat Yang Pantas Ditertawakan


Siang hari yang panas. Kelas 3 SMA saat itu. Setelah bubaran les tambahan menjelang ujian akhir sekolah, saya langsung ke kantin beli minum. Biasanya bareng Hadi. Tapi dia tidak ikut. Karena lapar pula, saya pesan nasi campur yang dibuat Ibu Edo, si Ibu Kantin. Enak banget rasanya. Siang-siang lapar, obatnya makan siang. :)

Sekolah sudah luamayan sepi. Hanya terlihat beberapa murid saja yang masih berkeliaran. Saya tidak melihat Hadi. Padahal sudah waktunya untuk pulang. Hadi ini sahabat baik. Dia pernah jadi wakil ketua OSIS. Saya yang jadi ketua OSISnya. Dia juga anak pramuka. Sangat pramuka. Juga anak paskibra. Sedangkan saya murni paskibra. Makanya saya dengan Hadi sudah kayak keluarga.

Saya memutuskan kembali ke kelas. Setibanya di depan pintu kelas, muncul sosok Ratih dari dalam kelas. Matanya berair. Dia menangis? Ratih berlalu dengan tergesa-gesa sambil beberapa kali terlihat menyusut air mata.

Ratih salah satu anak PMR. Dia berhijab, pintar dan juga baik. Saya sangat-sangat-sangat-sangat mengagumi dia. Pokoknya Ratih ini sangat memikat hati. Ups! Waktu itu bukan pernyataannya begitu, mungkin membuat nyaman atau sangat nyaman.

Tidak lama setelah Ratih keluar dari kelas, muncul Hadi dari dalam kelas. Lho?

"Ratih nangis, kenapa?" tanya saya. Tidak ada pikiran buruk apa pun waktu itu. Kami adalah anak kampung yang tumbuh di kampung.

"Sini!" Hadi ngajak saya duduk di balai depan kelas. "Sebenarnya saya nembak dia."

Deg!! Hati saya tergores. Padahal seharusnya saya yang menembak dia. Bukan kamu, Hadi.

"Maksudnya?"

"Iya. Saya suka dia. Sangat suka, Din. Saya tidak mau terlambat. Dia nggak boleh diambil orang lain. Makanya saya tembak langsung. Tapi jawabannya, dia tolak saya. Katanya dia mau fokus belajar. Apalagi sekarang sudah kelas 3, sudah waktunya siap-siap tempur di ujian."

"Oh." Hati saya mendadak hancur tanpa sebab. Muncul rasa benci.

"Jangan bilang siapa-siapa ya, Din."

"Iya. Janji."

Sejak sore itu, saya merasa resah. Kenapa harus Hadi yang menembak Ratih? Saya kemudian membenci mereka; Hadi dan Ratih. Saya yang biasa duduk dengan Hadi, keesokan harinya pindah bangku. Saya memilih duduk dengan Novi, salah satu teman sekelas.

Dan saya menunjukkan ketidaksukaan saya kepada mereka dengan berhenti bersinggungan dengan mereka. Soal apa pun. Rasa benci yang kemudian saya diamkan dalam dada hingga berhari-hari. Namun saya kembali akrab, ketika menyadari jika persahabatan tidak bisa dirusak oleh hal sepele.

***

Bagaimana pengalaman saya di atas, hebatkah? Saya sih yakin ada yang meragukan kalau patah hati saya sebagai patah hati terhebat. Tapi saya harus menegaskan, saya adalah anak kampung, pertama kali mengagumi teman perempuan, dan yang lebih menyakitkan sebenarnya rasa kalah sigap dalam siapa yang dulu-duluan mengungkapkan kata hati. Kondisi pada waktu itu, bagi saya yang serba awam dan tidak mengerti harus berbuat apa, jadi patah hati paling dasyat dan rasa dipecundangi meruntuhkan harga diri. Seharusnya saya, seharusnya saya, saya yang mestinya mengungkapkan perasaan kepada Ratih.

Oke, itu masa lalu. Kalian pasti penasaran dengan kisah selanjutnya, saya-Hadi-Ratih, masa sekarang.

Saya sekarang masih mencari pasangan hidup. Ternyata pengecutnya saya masih terbawa hingga usia sekarang. Bukan sedang curhat ya :) Hadi kerja di Semarang. Ia lulusan jurusan Pertambakan. Belum menikah. Sedangkan Ratih, dia sudah menikah dan sudah punya anak. Dia menikah dengan senior di kampusnya sewaktu kuliah.

Patah hati kedua paling hebat justru dialami Hadi. Ternyata ketika keduanya kuliah, mereka sempat berhubungan. Hadi yang saat kuliah berada di Palembang, sedangkan Ratih di Cirebon, mereka hanya berkomunikasi via handphone. Menurut cerita Hadi, selama mereka berhubungan, tidak ada kata pacaran atau apalah. Sehingga pada satu waktu Hadi datang ke Cirebon dan mau menjadikan hubungan mereka serius, Ratih sudah tunangan dengan orang lain.

Hadi patah hati hebat. Bahkan ia yang biasanya rapi, berubah menjadi apa adanya atau sebut saja, amburadul. Rambut dipanjangkan, pakai baju semaunya dia tanpa lihat momennya apa. Pokoknya, saya dan teman yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala.

Pada pernikahan Ratih pun, dia uring-uringan datang. Setelah dipaksa datang, justru pada pernikahan itu, Ratih yang menangis tersedu-sedu. Ada drama, dimana orang tua Ratih memohon pengertian Hadi atas pernikahan Ratih.

Kalian menyadari atau tidak, patah hati yang mungkin biasa saja untuk kalian, bagi saya atau bagi Hadi, bisa menjadi patah hati terparah. Karena pengalaman pertama saya mengagumi perempuan dan ingin menjadikannya pacar, namun tidak kesampaian.

Lalu mengenai bagian ditertawakan dari patah hati ini adalah :

  1. Kekonyolan saya yang membenci Hadi dan Ratih hanya ditimbulkan karena kekalahan adu cepat-cepatan dalam mengungkapkan perasaan. Dari kejadian ini kemudian saya belajar satu hal, untuk urusan hati, soal cinta mati atau tidak cinta mati, pikirkanlah 5 tahun kemudian ketika mengingat kejadian tersebut. Layak ditertawakan atau tidak. Sampai detik ini pun, saya masih mempertanyakan kebenaran hati saya yang cemburu gara-gara Hadi lebih dulu menembak Ratih.
  2. Kegalauan parah yang dirasakan Hadi, terlalu dramatis. Lantaran pikirannya yang mengesampingkan prihal takdir jodoh. Seharusnya, sedalam apa pun perasaannya terhadap Ratih, dia harus bisa mengikhlaskannya sebagai bukan takdir jodohnya. Dengan cara itu, kehidupan dia akan kembali pada rute yang semestinya.

Demikian pelajaran patah hati terhebat yang rasanya bisa di-share sebagai pengingat, 'Ada lho orang-orang konyol yang patah hati dan pantas ditertawakan'.


Terima kasih untuk gagasmedia yang memfasilitasi saya mengungkapkan pelajaran hebat dari patah hati terhebat yang pantas tertawakan. 

[Resensi] Gravity - Rina Suryakusuma

Saya mendapatkan lebih dari sekedar romantis. Gravity menawarkan hal lain, mengajarkan kebijakan dalam memilih di antara dua. Ini soal jodoh, ini soal cinta. Gravity juga menawarkan teladan memaafkan seburuk apa pun masa lalu. Saya mempelajari itu semua selama 3 hari, dan saya merasa perempuan-siapa pun dia- harus membaca buku ini.

Judul: Gravity
Penulis: Rina Suryakusuma
Desain sampul: Orkha Creative
Terbit: Februari 2016
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 328 halaman
ISBN: 9786020325125
Harga: Rp68.000 


Memilih pasangan hidup, bukan soal perkara kamu suka dia. Ternyata banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dan itu tugas otak atau pikiran, bukan hati. Cecilia mengalami dilema, memilih Declan atau Bernard. Kedua pria tadi sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua pria tadi sama-sama membuat Cecilia bahagia.

Sebenarnya, cerita tentang memilih di antara 2 pilihan bukan kisah baru. Namun dari kisah yang umum tadi, ada perbedaan dalam memutuskan siapa yang dipilih, bagaimana memilih, bagi beberapa penulis. Membicarakan Cecilia yang dilema, saya memahami apa yang dirasakannya. Declan; pria yang keren, suka traveling, dan tidak terduga. Cecilia sangat menyukainya. Dan ada lubang pada bagian ini, cinta Cecilia pada Declan ini aneh karena saya tidak memahami sisi Declan yang mana yang Cecilia sukai. Bernard; pria kantoran, hidup teratur dan penyayang binatang. Saya bisa mengikuti penulis dalam membentuk chemistry antara Cecilia dan Bernard. Karena memang keduanya dipertemukan, didekatkan dan dibuat konflik oleh penulis.

Permasalahannya, Cecilia memang sudah lama menyukai Declan. Ketidakpastian keberadaan Declan sebagai seorang petualang  yang kemudian membuat Cecilia memikirkan ulang apa yang baik untuknya dan masa depan. Beruntung Cecilia memiliki rekan kerja yang care seperti Nolan. Dan sosok Nolan ini mengingatkan kita untuk selalu mencari opsi yang netral dari orang terdekat. Bagaimana pun pendapat orang terdekat yang netral, mampu mengangkat saran-saran yang mungkin kita hapus secara sengaja atau tidak sengaja.

Percintaan ketiga tokoh tadi diramu dengan dua subplot yang mempermanis novel Gravity ini. Subplot pertama, mengenai masa lalu Cecilia yang muncul berkat sebuah foto lama. Ini yang saya bilang, bagian memaafkan masa lalu. Subplot kedua, hubungan Cecilia dan Dianne, sepupunya, yang akhirnya retak akibat niat baik Cecilia pada nasib anak sepupunya itu. Tidak semua niat baik akan berakhir baik, bisa juga hasilnya salah paham. Dan pesannya, jangan pernah menunda menyelesaikan kesalahpahaman tadi. Sebab jika diundur-undur, permasalahan akan bertambah parah dan kacau.

Di novel Gravity juga akan ditemukan banyak adegan mengharukan. Saya contohkan satu, adegan ketika mamanya Cecilia berkunjung ke Jakarta hanya demi membawakan makanan. Si Ibu mengerti jika pekerjaan Cecilia kadang membuat anaknya itu mengesamping pentingnya makan. Naluri ibu di adegan ini membuat saya terharu sekaligus merasa hangat.

“Mama khawatir padamu. Dari kemarin-kemarin kamu kan tidak sempat makan malam. Jangankan untuk urusan pribadi, makan saja kamu tidak ada waktu…” [hal. 58]
Novel Gravity memang indah. Cover yang menampilkan 2 warna kontras, seakan menunjukkan kepribadian Declan dan Bernard. Declan diwakili warna merah kekuningan, sedangkan Bernard diwakili warna biru (kayaknya nama warnanya begitu). Gaya menulis Mbak Rina juga sangat luwes. Diksinya enak. Ditambah kalimat bahasa inggris yang digunakan tidak membuat saya puyeng. Saya memang kurang menyukai novel dengan kalimat asing yang banyak bertebaran.

Berikut ini beberapa catatan saya selama membaca novel Gravity:
  1. “Foto yang baik bukanlah refleksi tentang apa yang seseorang lihat, melainkan yang bercerita tentang apa yang seseorang rasakan ketika mata mereka menangkap gambar tersebut.” [hal. 70]
  2. “Waktu orang mengatakan padamu bahwa mereka sibuk, itu bukan mengacu pada jadwal mereka, melainkan pada urutan prioritas mereka.” [hal. 150]
  3. “Tidak peduli seberapa jauh seseorang mengembara, akan ada orang-orang tertentu yang menarik mereka kembali ke arah orang-orang itu…” [hal. 229]
  4.  “… Tak ada pria yang suka dijadikan pilihan.” [hal. 268]
  5. “Suatu hubungan bisa bertahan karena dua manusia di dalamnya memutuskan untuk berusaha dan berjuang.” [hal. 290]

Mungkin bagian romantis pada novel Gravity ini akan terasa kental. Tapi pada bagian lain yang bisa dilewatkan begitu saja, ada bagian yang seharusnya diperhatikan. Keberadaan sahabat yang kerap memberikan komentar atau nasihat tak sesuai keinginan kita, bisa menjadi konflik yang kemudian kita rindukan jika dia sudah menjauh. Sahabat baik selalu akan berada di sisi mendukung kita meksi cara yang digunakannya tidak sepaham dengan kita. Itu poin yang ingin saya tegaskan yang saya dapatkan di buku ini. Mulailah menghargai dan menyayangi sahabat dekat-baik  dengan lebih hangat sejak hari ini.

Akhirnya rating yang saya berikan untuk novel Gravity sebesar 3 bintang dari 5 bintang.
:) :) :)

[Intermeso] Sulitnya Membaca Buku Tebal


Nah, berbicara soal judul di atas, tebal yang saya maksud pasti ukurannya berbeda-beda setiap orang. Ukuran buku tebal menurut kamu itu berapa halaman?

Saya sendiri mulai memilih beberapa buku yang tebal halamannya tidak lebih dari 300 halaman. Kemampuan saya memahami cerita tidak perlu ditanyakan. Saya sudah lama menyukai kegiatan membaca. Namun sebagai orang yang suka meresensi, ada kalanya saya juga harus jeli memahami detail cerita dan kadang itu membuat saya justru tidak mendalami cerita. Sayang sekali bukan, apalagi jika cerita bukunya sangat, sangat, sangat menarik.

Untuk buku yang halamannya lebih dari 300 halaman, yang saya takutkan adalah ketika kemudian saya harus berhenti membaca karena merasa jenuh. Rasanya sedih jika mengalami pengalaman begitu. Waktu yang dihabiskan jadi dirasa percuma. Resensi pun tidak bisa dilakukan pada buku tersebut. Nah, itu jika bukunya tebal. Saya punya pengalaman membaca buku yang kurang dari 300 halaman dan ternyata harus mentok juga. Biasanya terjadi karena mood saya yang anjlok akibat ada masalah pribadi. Jangankan membaca buku, otak melulu diisi memikirkan masalah yang menghadang.

Tantangannya ketika membaca buku yang kurang dari 300 halaman, pas ketemu momen mentok, saya bisa memaksakan diri menuntaskan baca. Perjuangan yang dilakukan tidak terasa berat hingga harus berlelah-lelah. Dan imbalan menyenangkan tentu saja sebuah resensi di blog ini. 

Jadi seberapa kuatkah kalian membaca banyak halaman buku?

Wishful Wednesday: Berkenalan Dengan Spring & Lara Jean

Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Tidak ada kata bosan untuk terus memupuk harapan buku-buku apa yang diinginkan. Seiring fakta yang mengatakan jika hampir setiap minggu ada buku bagus terbit, selama itu pula harapan mengoleksi buku tidak akan raib. Maka berterima kasih sekali saya kepada Perpuskecil yang menggagas mengakomodir harapan tadi melalui postingan di blog.

Minggu ini saya jatuh cinta pada buku yang judulnya To All The Boys I've Loved Before karya Jenny Han. Saya memang pernah mendapati promosi yang hype untuk buku ini, namun saya belum terlalu ngeh buku macam apa. Hingga sampai pada hari ini, saya mampir di blog Mbak Dian Putu, dan yang diceritakan dia mengenai buku ini membuat saya ingin membacanya juga.

To All The Boys I've Loved Before by Jenny Han

Novel ini bercerita mengenai Lara Jean yang membuat surat cinta dan menyimpannya. Lalu takdir memainkan peran hingga surat itu sampai kepada cowok-cowok yang pernah ditaksirnya. Kemelut antara Lara Jean dan cowok-cowok tadi membuat novel ini dilabeli sebagai novel romantis dan humoris. Beberapa blogger buku berpendapat jika novel ini keren. Sebab akan ditemukan banyak kekonyolan Lara Jean yang memang karakternya lugu. Aih, saya tambah penasaran ingin berkenalan dengan Lara Jean.

Dan mungkin jika sampai saya bisa membaca buku ini, artinya saya pecah telur mencicipi dapur penerbit Spring. Penerbit yang satu ini memang cukup spesifik mempublikasikan buku-buku terjemahan dari luar. 

Segitu saja wishful wednesday kali ini. Doakan terus ya semoga saya banyak berjodoh dengan banyak buku sehingga saya juga bisa mengabari buku-buku apa saja yang pas untuk dibaca pada berbagai keadaan dan mood. Amin ya Rabb! :) :)

Untuk yang mau ikutan wishful wednesday, silakan mampir di blognya Kak Astrid ya!

:) :) :)

[Resensi] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra

Sebuah Usaha Melupakan bukan bacaan menyenangkan untuk saya. Mungkin bacaan menyenangkan untuk kalian. Ada jiwa pecundang untuk ‘Aku’ yang membuat saya tidak sepaham. Dalihnya karena cinta yang teramat dalam. Namun bagi saya, cinta tidak perlu melemahkan dan kemudian meratapi berkepanjangan. Cinta itu permainan hidup yang sebenarnya bisa dipahami oleh hati sekaligus oleh otak.

Judul: Sebuah Usaha Melupakan
Penulis: Boy Candra
Penyunting: Dian Nitami
Proofreader: Agus Wahadyo
Desain cover: Budi Setiawan
Penata letak: Didit Sasono
Terbit: 2016
Penerbit: Mediakita
Tebal buku: ii + 306 halaman
ISBN: 9789797945206
Harga: Rp 65.000 

Cinta itu perpaduan antara cinta sekali dan benci sekali. Ini tentang ‘Aku’ yang pada mulanya memuja ‘kamu’ dengan segenap hati. Kemudian mengutuk ‘kamu’ karena cinta yang tak berjalan sesuai keinginan.

Sebuah Usaha Melupakan adalah buku Boy Candra yang pertama saya baca. Buku bergenre non-fiksi. Dan saya harus jujur, ini bukan perkenalan yang baik.

Saya menangkap isi buku Sebuah Usaha Melupakan sebagai jurnal percintaan si ‘Aku’. Di mulai dari manisnya hubungan yang terjalin meski LDR. Kemudian melahirkan banyak harapan dan janji. Berlanjut pada konflik hubungan dengan adanya orang ketiga, lalu berakhir pada penyembuhan hati yang terluka.

Karena buku ini ditulis penulis pria, ritme percintaan yang dialami si ‘Aku’ mempresentasikan cinta yang tidak biasa. Di mata saya, si ‘Aku’ jadi sosok pecundang. Terlalu egois untuk memiliki cinta namun tidak berjuang sepenuh hati. Menurut si ‘Aku’, perjuangannya sudah sangat maksimal.

Yang membuat saya tidak menyukai isi buku ini adalah:

Pertama, si ‘Aku’ menuliskan bagaimana rasa cintanya yang terlalu dalam, terkesan hanya kuat di kata-kata. Saya sudah meyakini kalau si ‘Aku’ akan gagal karena perempuan itu butuh cinta yang wajar. Perempuan memang suka kalimat manis namun perempuan punya kadar rasa manis yang diingininya. Dan apa yang dirasakan si ‘Aku’ yang begitu besar membuatnya lupa bagaimana membuat si perempuan bisa nyaman, senang dan bahagia. Katakan saja si ‘Aku’ sebagai pembual.

LDR bisa menjadi sebab. Tapi apa yang dilakukan si ‘Aku’ seharusnya tidak menghalanginya untuk bertemu si perempuan paling tidak dua kali sebulan. Si ‘Aku’ sibuk membenarkan alasannya kerja sebagai perjuangan untuk si perempuan. Dan saya pun tidak setuju sebab bagi perempuan kebanyakan menganggap kehadiran pasangan sebagai kebahagiaan.

Kedua, saya paham jika kemapanan banyak dicari perempuan dari pasangannya. Memulai fokus bekerja ketika memutuskan memiliki pasangan bisa disebut kesalahan. Baiknya, sebelum memiliki pasangan, kemapanan sudah di tangan. Kadang waktu yang dihabiskan untuk meraih kemapanan akan menunda berlangsungnya hubungan serius. Contohnya menunda pernikahan. Padahal bukan rahasia lagi, perempuan butuh kepastian.

Ketiga, pandangan si ‘Aku’ terhadap si perempuan yang berubah-ubah. Pada awalnya, si ‘Aku’ sangat memuja dan memuji si perempuan dengan kalimat-kalimat indah. Begitu hubungan mereka rusak, si ‘Aku’ menghujat dan memaki si perempuan seperti lupa dahulu pernah memuji dan memujanya. Ini membuat saya merinding lantaran betapa konyolnya si ‘Aku’. Seolah-olah si 'Aku' tidak menyadari keberadaan takdir jodoh yang ditentukan Yang Maha Esa.

Kau bukan orang yang layak diperjuangkan sepenuh hati. [hal. 153]
Waktu akan mengutukmu, hingga tak ada satu hal pun yang menjadi bahagia yang bersedia mengetuk dadamu. [hal. 160]
Di luar isi buku, saya menyukai bahasa yang digunakan penulis. Banyak kalimat indah, banyak kosa kata manis, yang membuat saya betah membacanya. Sedangkan cover bukunya, lumayan memberi gambaran mengenai isi di dalamnya. Bahkan saya berpendapat mengenai kenapa di cover-nya muncul sosok anak-anak. Itu seakan ingin menunjukan jika si ‘Aku’ memang masih bersifat dan bersikap kekanak-kanakkan.

Hal berguna membaca buku ini, mengajarkan kepada banyak pria untuk lebih memahami sisi perempuan masa kini. Mereka cerdas, mereka pintar, cinta saja tidak cukup membuat mereka mau diimami kita. Sebab hidup bukan butuh cinta saja, tapi butuh materi juga. Dan sebesar apa pun rasa cinta yang dimiliki pria untuk wanita, jika si pria hanya mengumbar lewat kata-kata saja tanpa ada aksi yang nyata, itu alasan kuat kenapa si wanita berhak menolak si pria dan mencari pilihan yang lain.

Akhirnya, rating yang bisa saya berikan sebesar 2 bintang dari 5 bintang.


Wishful Wednesday: Happy Anniversary PerpusKecil!

Selamat Hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!
Happy Anniversary PerpusKecil
<:-p <:-p <:-p

Kesempatan kali ini saya ikut berbahagia atas kebahagian Mbak Astrid yang sudah menggagas Wishful Wednesday selama 7 tahun. 7 tahun bukan waktu sebentar untuk memelihara program blog. Butuh komitmen untuk konsisten mengawal WW ini hingga bisa mencapai usia sekarang. Jangankan mengawal program blog ya, baca buku saja kadang ketemu malesnya. 7 tahun merupakan prestasi yang WAH sekali dan patut atuh di apresiasi.

Blog PerpusKecil dimulai dengan postingan buku 80 Hari Keliling Dunia by Jules Verne tertanggal 28 Agustus 2009. Berangkat dari situ, blog ini mulai merangkak untuk tetap eksis. Dan saya kira tahun 2013 adalah masa keemasan blog PerpusKecil. Parameternya bisa dilihat dari jumlah Mbak Astrid mem-posting blognya. 

Sehubungan dengan event yang membahagiakan itu, Mbak Astrid menyebarkan kebahagian dengan membagikan kompetisi yang seperti biasa. Saya yang memang baru banget mengikuti Wishful Wednesday ini, tentu ikut ambil bagian dengan harapan bisa menjadi yang tertular kebahagiaan Mbak Astrid. Nah, ada Rp 120.000 berupa buku yang dijanjikan Mbak Astrid sebagai reward, maka saya pun mencari judul-judul yang benar-benar menarik. Berikut buku pilihan saya, Mbak:

1. Milea by Pidi Baiq

Buku Milea ini merupakan buku seri ketiga dari Dilan. Kedua buku sebelumnya sudah saya baca dan saya sangat menyukainya. Yang menarik dari karya Pidi Baiq adalah cerita yang diutarakan sangat apa adanya. Ditambah dengan kosa kata yang menurut saya nyeleneh, membuat buku seri Dilan sangat unik dan menarik. Banyak juga pelajaran hidup yang disampaikan penulis dengan sedikit bumbu komedi yang bisa bikin pembaca senyum-senyum seperti orang gila :)

Harga yang dibandrol adalah Rp 67.150. Klik link di atas untuk informasi


2. Roma by Pia Devina

Penerbit Grasindo memang sedang menerbitkan series Cerita Cinta dengan latar kota besar di dunia. Salah satu buku yang membuat saya tertarik adalah Roma by Pia Devina. Saya melirik buku ini lantaran nama penulisnya yang tidak asing. Saya pernah membaca salah satu buku penulis; Kata Dalam Kotak Kaca. Buku itu menarik dan saya memberi rating 4 dari 5 untuk eksekusi cerita yang mengaduk emosi. Dan saya masih betah jika diberikan kesempatan untuk membaca karya Pia Devina yang terbaru ini. 

Buku dibandrol seharga Rp 44.000. Klik link di atas untuk informasi.

***
Demikian Wishful Wednesday saya. semoga kedua buku tadi menjadi jalan saya mendapatkan keberuntungan pada giveaway kali ini. Amin ya Rabb! O:) O:)

Dan yang belum ikutan wishful wednesday ini, ayo atuh ikutan. Sok lah mampir sejenak ke blognya PerpusKecil.

:) :) :)