[Resensi] Hujan - Tere Liye



Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cover: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2016
Tebal: 320 hlm
ISBN: 9786020324784


"Aku ingin melupakan hujan." (hal. 9)
Blurb.
Tentang Persahabatan. Tentang Cinta. Tentang Melupakan. Tentang Hujan. Tentang perpisahan.
(Blurb nya aja sudah sangat membuat penasaran. Gimana dengan isi novelnya?)

###

Ini kesekian kali saya membaca novel karya Tere Liye. Dan saya selalu menyukai apa yang ditulisnya. Termasuk novel "Hujan" ini. Novel ini dan novel "Pulang" memiliki kesamaan. Latar belakang berupa kemajuan teknologi. Jujur, membaca novel yang memasukkan unsur kemajuan teknologi (novel science) membuat saya kehilangan sebagian rasa yang biasanya dimunculkan drama dalam ceritanya. Kesan memahami dan merasakan seolah ikut serta dalam cerita, berkurang banyak. Karena pada akhirnya saya akan disibukkan membayangkan teknologi-teknologi yang membuat saya bergumam 'WOW'.

Dalam Hujan ini, saya disuguhkan cerita yang komplit. Seperti yang tertera di cover belakang novel; tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, tentang perpisahan dan tentang hujan. Saya dibawa hanyut dengan plot mundur yang mengupas lengkap kesemuanya tadi.

Ide Cerita.
21 Mei 2042, gunung purba meletus. Bukan bencana biasa, sebab efeknya mempengaruhi iklim dunia dan memunculkan titik kepunahan manusia. Lail, gadis 13 yang selamat setelah terjebak di lorong kereta bawah. Namun tidak dengan ibunya. Lail menyaksikan sendiri sang ibu yang jatuh kembali ke lorong setelah beberapa waktu berusaha menaiki tangga darurat. Kesedihan membuatnya ingin menyusul sang ibu. Dan Esok menjadi malaikat penyelamatnya. Sejak itulah nasib mengikat keduanya. Secara garis besar novel ini berkisah tentang Lail yang menunggu kepastian Esok. Apakah Esok menyukainya?

Tentang persahabatan. Setelah Esok menjadi anak angkat sebuah keluarga, Lail harus tinggal di panti sosial. Di panti inilah Lail bertemu sosok Maryam yang berambut kribo. Maryam menjadi sosok penghibur atas duka yang Lail tanggung. Maryam menjadi partner Lail dalam menaklukkan hatinya yang menanggung rindu pada Esok. Maryam telah menjadi sahabat sejati bagi Lail.

Tentang Cinta. Sejak Esok tinggal dengan keluarga angkat, kesempatan Lail bertemu dengannya hanya setahun sekali. Esok sibuk dengan kuliahnya. Dan berjalannya waktu, keberadaan Esok menjadi sangat berarti buat Lail. Kadang rasa rindu itu membuat Lail melamun memikirkan Esok yang jauh di Ibu Kota. Puncaknya, Lail diajarkan cemburu oleh keadaan.

Tentang melupakan. Ini bagian terakhir dari buku. Perjalanan hidup yang dialami Lail membuatnya meradang. Ada luka kehilangan ibu dan ayahnya. Ada luka karena cemburu atas kedekatan Esok dan Claudia.  Dan konflik terakhir adalah bagaimana melupakan semua benang merah di otaknya yang menunjukkan kesedihan dan kepahitan.

Tentang perpisahan. Sangat lekat dengan kehilangan orang yang disayangi. Lail kehilangan ayah ibunya. Esok kehilangan 4 kakak laki-lakinya. Ibunya Esok kehilangan kakinya.

Tentang hujan. Ini kondisi atau keadaan yang paling disukai Lail. Sepanjang ingatannya, momen berkesan selalu ditemani hujan.

Karakter. POV. Gaya menulis. Plot.
Berbicara karakter yang muncul dalam novel ini, saya tidak menjagokan karakter utamanya (Lail dan Esok). Alasannya, dalam novel ini tidak ada hal yang pada akhirnya membuat saya terkesan dengan karakter dominan pada Lail atau Esok. Lail ini sosok gadis yang kuat dengan deraan cobaan yang menimpanya. Pejuang sejati terhadap kondisi buruk yang menimpa. Namun dia juga tipe cewek rapuh yang gampang galau oleh cinta. Kegalauannya jelas disebabkan oleh ketidakpastian Esok. Tapi, apa semua gadis muda memang seperti Lail kalau berhadapan dengan hati dan perasaan?

Esok a.k.a Soke Bahtera merupakan pemuda cerdas. Kecerdasannya entah dari gen siapa (ibu atau bapaknya?). Yang jelas dia pahlawan pada era canggih itu dengan melahirkan banyak paten atas karya-karyanya. Namun umum dialami pemuda yang kelewat cerdas, baginya rumit untuk bersikap tegas soal hati. Bilang iya dan tidak bagi pemuda seperti Esok selalu diikuti pertimbangan yang macam-macam. Ini susahnya punya pacar atau teman yang bisa dibilang expert.

Maryam adalah sosok yang saya jagokan. Ceria dan spontan menjadi ciri khas pembawaan gadis berambut kribo ini. Alhasil, perannya menjadi vital bagi jungkir baliknya perasaan Lail. Ibaratnya, Maryam ini tongkat bagi kehidupan Lail. Selain sifat yang tadi, Maryam juga punya kesetiakawanan yang besar. Buktinya meski keberadaannya sering tidak dianggap oleh Lail akibat keberadaan Esok, Maryam dengan hati besar memaklumi keadaan dan tetap tersenyum.

Penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Perpaduannya dengan gaya menulis yang menurut saya sederhana (ciri khas Tere Liye), novel ini memiliki daya hipnosis yang membuat pembaca ingin terus dan terus melahap habis demi kisah Lail. Dan penting diketahui oleh pembaca yang belum baca, plot yang diusung penulis adalah plot mundur. Cerita dimulai dari persiapan Lail dalam memetakan pikirannya yang kemudian akan dilanjutkan dengan operasi. Prosesnya, Lail harus menceritakan semua kisah hidupnya. Dari ia berusia 13 tahun hingga usia 21 tahun. Perjalanan serunya silakan dibabat aja sampai halaman terakhir novelnya.

Bagian Favorit.
Pertama. Saat Lail dan Maryam harus memberitahu hal bendungan yang jebol ke kota hilir di malam dengan hujan badai dan sejauh jarak 50 km-an. Usia mereka masih 18 tahun. Tapi keberanian mereka menjadi sejarah yang dikenang. Cerita di bab 15.

Kedua. Bab 30. Puncak semua penantian Lail atas perasaannya pada Esok. Semua ia curahkan pada Maryam.

"Tapi kenapa dia membuatku menunggu? Menyiksaku?"
Saya yakin kalimat di atas tidak ada hal yang aneh. Saya akan jelaskan secara singkat. Lail ini akhirnya menyadari tentang perasaannya yang tidak sekedar teman dekat bagi Esok. Bayangkan, Lail hanya bisa bertemu Esok setahun sekali. Sedangkan ia menyimpan rasa yang malu diungkapkan. Setahun sekali Lail hanya bisa mengobati kangennya. Untuk ukuran orang yang jatuh cinta, ketemu setahun sekali perkara beda. Bisa dibilang ujian berat. Belum lagi Lail ini tidak tahu perasaan Esok padanya. Makin beratlah beban hatinya.

Petik-petik.
Hujan mengajari kita untuk selalu jujur pada siapa pun. Apalagi menyangkut hati. Dan seburuk apa pun masa lalu yang pernah ada, bukan untuk dilupakan. Tapi sebaiknya dikenang. Sebab masa lalu juga bagian dari kehidupan sebuah nama; kita dan kalian semua. Jika memang masa lalu hanya mengundang airmata, maka biarkan air mata itu ada. Jika memang masa lalu penuh tawa, maka biarkan tawa itu ada.

Cuplikan.
"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." -Hujan, 308.

Lain-lain.
Bonus nih buat yang baca. Penulis menjelaskan banyak wawasan. Di halaman 31-33 ada informasi mengenai dasyatnya meletus gunung purba. Di halaman 48-49 dijelaskan efek setelah gunung meletus berupa volcanik winter. Musim debu vulkanik yang menutupi cahaya matahari dan mengakibatkan suhu udara turun hingga beberapa derajat. Ada juga yang menjelaskan tentang bahaya hujan asam (saya lupa di halaman berapa). Pokoknya pembaca akan ditambah wawasannya seperti setelah menonton film hollywood tentang bencana.

Final. Rating.
Novel ini menginspirasi dan layak dibaca untuk pecinta novel drama dengan bumbu science. Dan rating yang bisa saya berikan untuk novel ini adalah 3 dari 5.

Bab lama telah ditutup. Bab baru sipa dibuka.


Dijawab ya!
1. Menurut kalian teknologi canggih itu baik apa tidak?
2. Bagaimana merubah mindset menunggu menjadi menggagas?

6 komentar:

  1. Quote nya yang bikin meleleh tiap karya Tere Liye, Ah hujan saya belum baca... #Wishlist Februari 2016)

    1. Teknologi canggih itu baik apa tidak?
    Menurut saya teknologi canggih baik atau tidak tergantung bagaimana si-pengguna memakainya, apabila digunakan secara baik, otomatis pengguna juga akan menjadi lebih baik, dan begitu juga sebaliknya apabila digunakan secara tidak baik pasti akan berdampak tidak baik juga. tergantung cara pandang Si-pemakai yang pasti.

    2. Bagaimana merubah mindset menunggu menjadi menggagas?
    Menunggu = berharap untuk kembali
    Menggagas artinya pengertian

    Terima kasih, hanya mengungkapkan pendapat

    #

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kenapa ya di buku ini malah sedikit sekali quote-nya.
      jawabannya terima kasih ya..
      Memang teknologi akan bermanfaat maksimal jika digunakan dengan baik san untuk tujuan yang baik. Namun jika digunakan untuk hal buruk maka akan mendatangkan bencana.

      jawaban yg kedua sedikit bingung. Maksud pertanyaan di atas adalah bagaimana merubah kebiasaan menunggu menjadi yang menggagas. contohnya adalah Lail menunggu Esok. Kenapa tidak Lail saja yang mengungkapkan duluan. Jadi merubah menunggu menjadi penggagas itu yang saya belum paham.. apalagi kalau membaca sifat yang ada pada kaum hawa.. hehe

      Hapus
  2. Kita sama2 menyukai karakter Maryam. Menurutku dia sosok teman yang asyik dan humoris.
    Berkunjung ke sini juga ya: http://www.ach-bookforum.blogspot.in/2016/03/book-review-hujan-tere-liye.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sependapat. Periang juga dan kayaknya seru punya temen kayak dia.. nanti saya meluncur ya

      Hapus
  3. Maryam sosok yang baik dan mengasikan ingin jadinya punya teman seperti dia hehe
    jangan malu - malu untuk mampir ke website kita juga ya hehe

    Zapplerepair Apple dan Smarphone specialist
    telp: 087788855868
    website: http://indonesia.zapplerepair.com/

    TIPS DAN TRICK UNTUK PENGGUNA SMARTPHONE

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir ke blog saya, :)

      Hapus