[Resensi] Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi - Eka Kurniawan



Judul buku : Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Penulis : Eka Kurniawan
Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul : @labusiam
Ilustrasi sampul : Ayu Hapsari & @labusiam
Ilustrasi isi : Ayu Hapsari
Pemeriksa aksara : Intan & Nurani
Penata aksara : Archi Tobias Chandra
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Terbit : Maret 2015
Ukuran buku : vi + 170 hlm; 20,5 cm
ISBN : 9786022910725

Saya sebenarnya kurang menyukai buku kumpulan cerita (kumcer). Karena bagi saya cerpen selalu menuntut kepekaan pikiran untuk memahami apa yang ingin disampaikan penulisnya. Sedangkan hal tersebut untuk saya merupakan kesulitan. Pilihan saya memilih buku kumcer Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi ini hanya berdasarkan ingin mencoba dan berusaha menikmati kesulitan tersebut. Seperti memberi variasi lahapan pada kebiasaan saya yang suka membaca.

Ketika harus berbagi pengalaman membaca buku kumcer ini, saya pun bingung harus menguraikannya seperti apa. Sebisa mungkin apa yang saya jelaskan di sini merupakan hasil saya menikmati 15 cerita yang ditawarkan Eka Kurniawan. Kalau pun ada yang tidak sependapat dan berbeda dengan pembaca lainnya, semata karena kemampuan dan kepekaan saya dalam menikmati cerita yang berbeda dengan pembaca yang lain. Saya tidak berusaha mengarang atau merekayasa.

Gerimis yang Sederhana. Bercerita Mei akan bertemu dengan Efendi di restoran. Ia melihat pengemis juga di restoran tersebut. Kemudian setelah bertemu, mereka mengelilingi lingkungan di Amerika sana. Saya membacanya sampai dua kali untuk mengerti isi cerita. Namun entah kenapa saya masih belum paham. Hasil saya menikmati cerita ini justru dua yang saya pahami. Pertama, memberi (sodakoh) pasti akan diganjar harapannya. Kedua, pertemuan pertama selalu membuat gugup dan bisa diatasi dengan guyonan.

 “Ya, ya, doakan perempuan yang akan datang ini memang manis,” gumam Efendi.  (hal.6)
Gincu Ini Merah, Sayang, bercerita mengenai pasangan suami istri yang dipertemukan di bar Beranda. Rohmat Nurjaman adalah pelanggan. Marni si penjual. Mereka jatuh cinta. Cerita ini saya pahami betul. Gincu merupakan kata pertanda latar cerita, dandanan pelacur di bar. Kemudian konflik terjadi karena rasa cemburu, curiga dan yang paling fatal, tidak adanya komunikasi. Seharusnya sebagai pasangan suami istri tidak ada tebak-tebakan, tetapi berkomunikasi dua arah.

“Sebaiknya, kita bercerai saja.” (hal.21)
Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi pas dibaca untuk yang belum bisa move on dari masa lalu. Maya, perempuan yang ditinggal calon suami pas menjelang pernikahan. Apakah dia terluka dan sedih bukan pertanyaan yang benar saat itu. Maya kemudian menjadi perempuan yang rapuh. Dan ia kemudian mendapati mimpi yang berulang. Dia bertemu pria yang menggiring anjing sedang berlarian di pantai Pangandaran. Maya percaya pada mimpi itu dan mengejarnya ke Pangandaran. Pesan cerita yang saya tangkap, percayalah, soal hati, takdir telah merancangnya dengan sempurna. Jika ditinggalkan, akan ada pengganti yang lebih baik.

“Kalian orang-orang tolol yang percaya pada mimpi. Ia pergi ke Jakarta seminggu lalu.” (hal.34)
Penafsir Kebahagian, merupakan cerita yang membuat saya menggelengkan kepala. Siti, pelacur yang disewa dan dibawa ke Amerika untuk digilir oleh Jimmi dan kelima temannya. Jadi Siti bekerja selama enam hari dalam seminggu. Keadaan pelik, ketika Markum, pria setengah baya, dilayani Siti juga. Kondisinya waktu itu sedang hamil. Siti bingung siapa ayah bayi yang dikandungnya. Saya menyukai cerita ini, lebih gampang saya ikuti alurnya. Dan pelajaran yang saya ambil, tidak ada keburukan yang berbuah kebaikan, keburukan akan menimbulkan keburukan lainnya.

“Aku tak tahu apakah harus memanggilnya anak atau cucu,” gumam Markum, masih agak kesal. (hal.45)
Membuat Senang Seekor Gajah. Cerita ini mengingatkan saya pada tebak-teban waktu saya kecil. “Gajah dimasukan kulkas, yang gede apanya?” Dan jawaban tepat untuk tebak-tebakan ini adalah bohongnya yang besar. Nah, ceritanya mengenai gajah yang ingin masuk ke dalam kulkas karena kepanasan dengan dibantu dua anak kecil. Lalu yang saya dapatkan selain lelucon adalah jadilah orang yang lebih sadar diri dalam mengharapkan sesuatu. Jika dipaksakan belum tentu hasilnya seperti yang diharapkan.

“Membuatnya senang kupikir hal yang lebih penting daripada apa pun,” kata si anak lelaki. (hal.50)
Jangan Kencing Di Sini. Idenya tidak bisa saya pahami betul. Ini mengenai Sasha, pemilik toko, yang geram karena pojok parkiran tokonya selalu berbau kencing, padahal sudah dipasang larangan dan himbauan.  Ia pun sempat memata-matai karena ingin tahu siapa pelaku sebenarnya. Namun, justru berujung pada pengalaman menahan kencing yang kemudian membuat dirinya merasa menikmati rasa ‘begituan’. Pesannya, jangan membuat larangan dengan jangan.

Penis lelaki memang merupakan masalah dunia,.. (hal.52)
Tiga Kematian Marsilam. Marsilam jatuh dari lantai 12. Tidak ada saksi yang tahu penyebabnya. Kemudian cerita bergulir menuju tiga tahap kematian. Urutan kematiannya sedikit membingungkan. Penulis menyebutnya kematian kedua, kematian pertama lalu kematian ketiga. Bagi benak saya muncul urutannya kematian ketiga, kematian pertama lalu kematian kedua. Cerpen ini harus saya baca dua kali untuk tahu plotnya. Sebab, perpindahan cerita membuat saya bingung. Namun akhirnya saya tahu apa hubungan Marsilam dan Armantana. Poin mengena yang saya terima, tidak ada orang tua yang akan membiarkan anaknya menderita.

“Barangkali karena kami berbagi kesedihan yang sama.” (hal.75)
Cerita Batu, mengisahkan bagaimana si Batu menyimpan dendam setelah ia diseret pada kasus pembunuhan seorang perempuan yang mayatnya diceburkan ke sungai. Melalui kisahnya, saya memahami jika banyak sekali manusia serakah dan akhirnya melakukan kejahatan. Bisa dibayangkan seandainya benda mati bisa dijadikan saksi kejahatan, tidak ada kejahatanyang tidak terungkap.

Seperti semua batu di dunia, ia pendendam yang tabah. (hal.87)
La Cage aux Folles, merujuk pada kisah perjalanan seorang laki-laki bernama Marto, yang kemudian berubah menjadi Martha. Ini tentang transgender. Saya tidak memahami apa yang ingin disampaikan penulis melalui karakter Martha. Tapi satu hal, Kemala, sebagai teman, hanya bisa melihat apa yang diputuskan teman.

...“tapi antara tubuh lelaki dan perempuan, kau akan tahu, ada jarak yang terlampau jauh untuk kutempuh.” (hal.102)
Setiap Anjing Boleh Berbahagia, haruskah disebut sebagai kisah cinta? Cerita anjing yang membuat seorang perempuan, istri dan ibu, rela meninggalkan suami dan anak-anaknya. Cinta paling konyol saya menyebutnya. Saya hanya bisa mengambil sisi, setiap mimpi boleh diperjuangkan.

“Ronin, kita akan pergi, jauh, aku dan kamu akan bahagia.” (hal.110)
Kapten Bebek Hijau, sejenis fabel atau memang iya ini fabel. Anak bebek berbulu kuning yang berubah menjadi berbulu hijau, karena memakan buah mogita. Sedih, iya. Emak Bebek akhirnya menjuluki anak bebek hijau dengan sebutan Kapten Bebek Hijau. Keras kepalanya si anak bebek untuk kembali memiliki bulu warna kuning, membuatnya harus melakukan petualangan ke atas bukit  demi mendapatkan kunir raja. Pesannya, bersyukurlah. Ini terkait dengan akhir cerita yang fatal.

“... Hanya kamu yang berbulu hijau, sebab kamu istimewa....” (hal.114)
Teka-Teki Silang, permainan yang dibuat Juwita. Namun saat suatu hari  ia menemukan teka-teki silang dan mengisinya, justru membuat Juwita tidak tenang. Apa yang ditulisnya menjadi nyata.  Kembali saya harus meraba pesan yang saya tangkap dari cerita ini dan kesulitan. Akhirnya, jangan sombong.

Ia merasa yakin tak perlu mengeluarkan senjata-senjata rahasianya. (hal.124)
Membakar Api, memaparkan soal kehilangan Lohan. Ia ayah Artika, ia mertua Mirdad, ia besan Rustam Satria Juwono. Ini soal mafia. Nilainya adalah suap adalah kejahatan halus.

..., “Sejak kapan uang suap ada kuitansi?” (hal.143)
Pelajaran Memelihara Burung Beo. Mirah, seorang ibu yang kehilangan ketiga anaknya akibat perceraian. Ia mengganti keberadaan anak-anaknya dengan memelihara burung  beo yang mahir berbahasa indonesia. Saat burung beo tersebut diambil dinas perlindungan hewan, Mirah baru merasakan kalau anaknya tidak bisa digantikan apapun. Tampak sangat jelas apa pesan yang ingin disampaikan penulis.

Jangan pernah menggantikan anakmu dengan burung beo. (hal.155)
Pengantar Tidur Panjang mengisahkan aku yang mengantarkan Bapak tidur selamanya dengan cerita-cerita manis antara aku dan keluarga lainnya. Pesannya, menjadi orang baik tidak rugi, banyak kegunaannya.

Bahkan, pikirku, setelah meninggal  Bapak masih memberiku ongkos bus. (hal. 167)


Kalau membaca apa yang disampaikan penulis di atas, saya mungkin keterlaluan memahami cerita yang dibuatnya. Atau mungkin perkataan Eka hanya berlaku untuk novel saja?

Tapi saya memang berusaha menemukan pelajaran-pelajaran dari apa yang saya baca. Saya yakin kalau semua karya memiliki maksud dan ada yang bisa dipelajari. Uraian pesan cerita di atas pun mungkin jauh dari maksud penulis, namun saya mencoba menggunakan sudut pandang sendiri.

Cerita-cerita yang ada di kumcer ini ditulis dengan sangat apik. Beberapa cerita membuat saya bingung. Yang lainnya bisa saya serap dengan gampang. Ini seni cerpen. Dan bagi saya kumcer seperti spasi saat mengetik. Istirahat. Lalu cerita favorit saya adalah cerita terakhir. Hubungan anak dan bapak dan keluarganya selalu menyentuh selera cerita saya.

Yang membuat saya salut adalah tema cerita yang beragam dan memperkaya saya sebagai pembaca akan rasa cerita. Akhirnya saya memberi rating 4 dari 5. Saya puas membaca kumcer ini dan semoga ke depannya saya bisa membaca kumcer lainnya.

*gambar diambil kamera hape Samsung Galaxy ACE4

4 komentar:

  1. 15 cerita dalam satu buku ya :D kumcer yang menarik banget :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Makanya saya ganjar rating yang bagus. Pokoknya banyak pelajaran yang bisa diambil.

      Hapus
  2. Gaya menulis Eka memang kadang tersirat bahkan ada yang nyeleneh dan bikin kening berkerut "Ini cerita maksudnya apa?". Kalau kamu membaca O pasti rasanya juga seperti sedang membaca kumpulan cerpen dengan banyak karakter dan hal yang nggak terbayangkan. Misal pistol revolver bisa bercerita atau seekor monyet yang ingin menikah dengan raja dangdut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. perlu sekali tuh saya coba novel O, Eka Kurniawan.

      Hapus