Tentang Kamu yang Menelan Kepedihan

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Lay out: Alfian
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Tebal buku: vi + 524 halaman
ISBN: 9786020822341
Harga: Rp79.000 

Resensi ini merupakan hasil baca kedua saya (klik resensi pertama). Ada beberapa hal baru yang saya temukan, yang tidak saya temukan ketika membaca pertama kali. Mungkin ada benarnya yang mengatakan, jika kita membaca buku yang sama di waktu yang lain, akan ada pemahaman baru terhadap buku tersebut. Ajaib! Tapi itulah pikiran, mampu memberikan penilaian yang berubah-ubah.

Buku Tentang Kamu mengisahkan perjalanan pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen mencari ahli waris Sri Ningsih. Sri Ningsih adalah sosok perempuan usia 70 tahun yang meninggal di panti jompo di Paris dengan meninggalkan warisan sebesar 19 triliun rupiah. Ia tertarik dengan sosok Sri karena di benaknya, kekayaan sebanyak itu Sri bisa tinggal di rumah yang sangat mewah, bukan di panti jompo.

Perjalanan membawa Zaman ke lima kota. Pertama ia terbang ke Paris. Aimee, si pengurus panti menuturkan kisah sejak Sri muncul di depan pintu panti hingga ia meninggal. Kisah yang diceritakan Aimee lebih banyak pada kehidupan Sri yang bersahaja. Buku harian Sri yang diberikan Aimee menjadi petunjuk Zaman untuk menggenapkan kisah Sri berikutnya. 

Pulau Bungin, Sumbawa
Sumber: jadiberita.com

Di Sumbawa, tepatnya di Pulau Bungin, ia bertemu dengan Pak Tua Ode yang mengenali Sri. Pak Tua bercerita mengenai awal mula orang tua Sri yang berasal dari Jawa bisa tinggal di pulau yang kebanyakan penduduknya keturunan suku Bajo dan suku Bugis. Juga masa kecil pilu yang dialami Sri selama tinggal dengan ibu tiri sampai kisah ia dan adiknya, Tilamuta, bisa pergi meninggalkan Pulau Bungin menuju Pulau Jawa.

Di Surakarta, Zaman bertemu dengan sahabat baik Sri, Nur’aini. Cerita mengalir dari kesaksiannya, tentang persahabatan dan pengkhianatan. Cerita di Surakarta bisa dikatakan kisah Sri paling mengerikan. Nur’aini percaya Zaman akan melakukan yang terbaik untuk menunaikan pesan Sri, ia pun mempercayakan 20 surat yang dikirim Sri selama di Jakarta kepadanya. Lalu Zaman bertolak ke Jakarta. Penutur berikutnya adalah sosok anak perempuan yang muncul di salah satu foto Sri, yang saat ini menjadi pemimpin perusahaan sabun. Jakarta menjadi saksi bagaimana Sri jatuh bangun merintis bisnis dan ia belajar banyak untuk mewujudkannya.

Keanehan pada diri Sri yang meninggalkan Jakarta tiba-tiba, membuat Zaman bingung. Ia berangkat ke London untuk mengutuhkan ceritanya. Sebuah kebetulan, Rajendra Khan si pemilik kios makanan yang biasa Zaman membeli sarapan, menjadi orang berikutnya yang berkisah.  Dengan dibantu Aami (ibu) Rajendra, kisah Sri yang semakin dewasa meluncur menghanyutkan. London jadi latar asmara Sri dengan pemuda Turki bernama Hakan. Selain jatuh cinta, Sri juga mengalami kehilangan yang sangat besar, berkali-kali. Tiba-tiba Sri membuat bingung keluarga Rajendra Khan atas kepergiannya yang tanpa berpamitan langsung, melainkan lewat surat yang ditulisnya.

Apakah Zaman berhasil menemukan ahli waris yang sah atas kekayaan Sri?

Buku Tentang Kamu memuat banyak tema. Ada tema keluarga, tema persahabatan, tema profesi, dan tema percintaan. Semua menyatu membentuk kisah Sri sejak ia lahir hingga ia meninggal, dan meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang yang pernah dekat dengannya. Warisan, premis yang kuat tentu saja membuat pembaca penasaran soal ahli waris. Dan mau tidak mau pembaca harus menghabiskan kisahnya untuk tahu siapa yang berhak. Namun, warisan juga menjadi konflik yang dihadapi Zaman dan ibunya dengan keluarga besar. Kisah Sri ini menjadi cerminan bagi Zaman untuk menyelesaikan konflik keluarganya.

Rasa drama pada buku ini sangat kuat. Tapi bukan drama yang menye-menye, sisi action yang menjadi pembuktian hobi aktif Zaman terbukti ketika ia melumpuhkan anak buah Ningrum. Ala detektif juga tampak ketika Zaman memperhatikan petunjuk-petunjuk yang kemudian ia pikirkan seksama dan dirumuskan. Pemikiran inilah yang menjadikan Zaman punya akal banyak. Pembicaraan bisnis dan beberapa istilah bisnis juga sangat mendukung sehingga novel ini punya sisi cerita bisnis yang menonjol.

Gaya bahasa yang digunakan Tere Liye masih memikat dengan deskripsi yang lugas. Alur campuran yang didominasi kilas balik tidak membuat saya pusing untuk memahami cerita. Pemilahannya terstruktur dengan baik melalui pergantian bab yang rapi atau dengan penggalan 3 bintang (***).  Yang lebih menarik, Tere Liye memberikan banyak informasi baru di sepanjang novel ini. Misalnya kejadian luar biasa dunia yaitu krisi Y2K atau millenium bug (hal. 33-34) dan  krisisi keuangan di Amerika atau dikenal subprime mortgage crisis (hal. 470). Ada juga penjelasan mengenai kerusuhan besar di Jakarta yang disebut Malapetaka 15 Januari  atau Malari (hal. 251). Kemudian di halaman 403 disinggung mengenai bahaya perkawinan bagi pasangan yang berbeda rhesus darahnya.

Persitiwa Malari di Senen
Sumber: id.wikipedia.org

Sedangkan penokohan di buku ini, saya terkejut dengan pemilihan sosok Sri Ningsih. Ia perempuan sangat biasa, hitam, dan gempal. Karakter diri sederhana itu yang membuat ia istimewa, sebab tidak menjadikan dirinya menjadi biasa. Ia menjadi sosok kuat, pekerja keras, sabar, giat belajar, dan usaha-usaha yang dilakukannya tidak ada yang mengkhianati hasil. Sedang Zaman Zulkarnaen, hanya penutur tokoh utama. Sedikit saja karakter yang diulik darinya sebatas sebagai pemuda baik, tidak cerdas, pantang menyerah, berprinsip, dan tentu saja amanah. Dua tokoh utama yang dibuat tanpa cela. Dan itu memunculkan satu pertanyaan, bagaimana Sri Ningsih bisa memiliki kemuliaan seperti itu, sedangkan setahu saya masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan yang layak baik dari ayah, ibu kandung, atau ibu tirinya. Apakah ini yang disebut anugerah?

Pesan buku yang saya pahami dari buku ini adalah penulis mengingatkan seberapa murninya karakter baik kita. Lingkungan terus berubah dan itu menjadi tantangan terhadap kita untuk tetap jadi pribadi yang baik, sesuai anggukan universal. Jika jahat katakan jahat dan hindari, jika baik katakan baik dan amalkan. Saya tidak meperdebatkan atas sifat-sifat yang dimasukkan penulis pada karakter Sri atau Zaman yang terlalu baik. Justru tokoh seperti itu yang akan diingat dalam perjalanan hidup kita sebagai pembanding, sudahkah seperti mereka. Untuk lebih memahami pesannya, silakan baca catatan yang saya tulis di bawah.


Yang paling mengusik saya justru lembar persembahan penulis. Buku ini ia persembahkan untuk sang bunda. Di tambah cerita di dalamnya diceritakan banyak sosok ibu yang mulia. Lonceng yang mengingatkan kita untuk kembali memutar kisah baik sosok Ibu. Penulis menempatkan ibu sebagai kebaikan yang kemudian ia hadirkan melalui beberapa karakter.

Buku Tentang Kamu saya sangat rekomendasikan untuk dibaca sebab memberi banyak pencerahan dan karena ceritanya yang indah. Mudah-mudahan setelah selesai membacanya, kita akan melihat diri kita dengan lebih baik, terutama yang masih malas.

Rating dari saya: 4/5


Catatan
  • Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan (hal. 45)
  • Ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu dengan memeluknya (hal. 136)
  • Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain, agar bisa melewati masa-masa sulit bersama (hal. 136)
  • Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya.Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang (hal. 179)
  • Aku ingin sekali punya hati seperti miliknya. Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak berprasangka buruk walau setetes (hal. 206)
  • Itu jelas bukan ‘keberuntungan’. Jika itu harus disebut keberuntungan, maka itulah keberuntungan kerja keras, pantang menyerah (hal. 222)
  • Kenapa orang mudah sekali mengkhianati?Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? (hal. 239)
  • Yang aku tahu, jika aku berdiri kokoh, maka orang-orang yang bekerja padaku juga akan ikut kokoh (hal. 239)
  • Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana (hal. 257)
  • Kerja keras tidak pernah mengkhianati, Nur (hal. 262)
  • Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya (hal. 270)
  • Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru (hal. 278)
  • Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita (hal. 286)
  • Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya (hal. 292)
  • Saat kita telah berhasil melupakan sesuatu, bukan berarti itu benar-benar telah lupa begitu saja, boleh jadi masih ada yang mengingatnya (hal. 340)
  • Lihat sampai ke mana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya (hal. 360)
  • Ah, jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh (hal. 369)
  • Toh, dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apa pun itu telah tertinggal di belakang (hal. 375-376)
  • Saat orang melihatnya begitu tegar menghadapi apa pun, orang-orang tidak tahu seberapa besar perjuangannya untuk membujuk dirinya sendiri untuk sabar, membujuk dirinya untuk melepaskan, melupakan, dan semua hal ringan dikatakan, tapi berat dilakukan. Karena bila bicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu (hal. 406)

Typo
  • Sebagianya = sebagiannya (hal. 254)
  • Sepuluh pengawal pusat penadah mobil curian itu digelandang, juga Lastri, dia terkulai didorong polisi naik ke atas mobil tahanan- sambil menatap penuh kebencian pada Ningrum yang duduk di lapangan rumput. Lastri adalah Ningrum, mungkin seharusnya ditulis Murni. Seharusnya memilih kata naik saja atau ke atas saja (hal. 515)

4 komentar:

  1. Jadi penasaraan bacaaa bukunya secara utuhhh. . Ulasannya lengkaap bangeet. . Thanks for sharing 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama :) Hayu atuh dibeli dan dibaca bukunya. Tidak akan menyesal kok karena banyak pelajarannya. Hehehe

      Hapus
  2. Karya-karya Tere Liye selalu inspiratif. Ulasannya keren Mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Dan karya beliau itu selalu mengingatkan kita soal kehidupan yang baik. Terima kasih sudah membacanya :)

      Hapus