Selamat Datang Tahun 2022


Di antara gegap gempita pergantian tahun menuju tahun 2022, perasaan sedih menyelinap ke dada. Suasana hati sedih muncul ketika pikiran liar menjelajah pada momen-momen yang terjadi di tahun 2021. Momen yang hanya bisa diingat tanpa bisa diputar kembali.

Tidak bijak jika meratapi segala yang di belakang, yang belum bisa diwujudkan. Meski sudah di ujung tahun ini, saya memilih menyiapkan diri untuk mewarnai tahun 2022.

Bicara soal blog, saya berharap bisa membuat postingan ulasan buku lebih banyak. Ini beriringan dengan kegiatan membaca buku, semoga saya bisa membaca buku lebih banyak juga.

Selain itu saya juga ingin mengurangi membeli buku sampai waktu yang tepat. Kapan? Sampai saya merasa puas setelah membaca buku-buku yang jadi to be read (TBR). Karena sepanjang tahun 2021 saya sudah menghabiskan banyak uang untuk membeli buku. Padahal kemampuan dan kesempatan saya membaca buku tidak sebanding dengan penambahan timbunannya. Alhasil makin banyak saja TBR yang menggunung.

Tentu saja tidak membeli buku akan menjadi komitmen yang berat bagi saya. Sebagai penikmat sensasi mendapatkan paket buku baru, ini jelas-jelas menjadi ujian. Dan agar bisa menormalkan psikologi saya akan kebutuhan membeli buku setiap bulan, saya memutuskan menyisihkan penghasilan saya sebesar 100K untuk beli buku baru setiap bulannya.

Harapan saya yang lainnya, saya ingin mengadakan lebih banyak giveaway. Semoga ini bisa diwujudkan dengan menggelar GA sebulan satu kali. Selain untuk medongkrak popularitas blog, ini juga bisa menjadi ajang silaturahmi sesama pecinta buku. Rumahnya ya di blog ini.

Doakan juga semoga saya bisa lebih rajin mengunjungi blog buku lainnya. Karena bagaimana pun serunya ngeblog ada di saling berkunjung, saling meninggalkan jejak komentar.

Oya untuk jumlah buku yang akan saya targetkan di tahun 2022 sebanyak 50 buku. Hitungannya agar saya bisa membaca 4 buku per bulan. Jumlah yang seharusnya tidak memberatkan.

Nah, sekian closing saya di tahun 2021. Mari kita sambut tahun 2022 dengan suka cita, dengan niat yang lebih lurus, dengan hati yang baru, juga dengan mimpi yang lebih besar. Kita berjuang dan bekerja lebih keras lagi karena kita sama-sama tahu hidup itu keras. Pegal, ngantuk, lelah, dan sakit akan menemani perjalanan kita, tapi yakinkan hati kita bisa melewati semuanya dengan hati yang besar.

Terakhir, jangan lupa membaca buku!



[Buku] Aroma Karsa - Dee Lestari


Judul:
Aroma Karsa

Penulis: Dee Lestari

Penyunting: Dhewiberta

Penerbit: Bentang Pustaka

Terbit: Agustus 2021, cetakan kedelapan

Tebal: xiv + 710 hlm.

ISBN: 9786022914631

***

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.

***

Sinopsis

Jati Wesi adalah pemuda yang besar di TPA Bantar Gebang, yang memiliki indera penciuman istimewa sebab bisa membaui aroma yang tidak bisa ditangkap hidung orang biasa. Kemampuannya itu membuat Jati menjadi peramu parfum yang handal, bahkan dapat mereplika parfum dari perusahaan besar Kemara. Tindakannya ini justru membuat dia ditangkap polisi dan menjadi awal dia terhubung dengan sosok pemilik Kemara, Ibu Raras Prayagung.

Masuknya Jati di keluarga Prayagung membuat anak perempuan Raras, Tanaya Suma, berreaksi menolak kehadirannya. Suma pun merupakan orang yang dianugerahi hidung istimewa seperti Jati. Hubungan tidak akur mereka berubah seiring waktu menjadi saling memuja. Kesamaan yang mereka miliki membuat mereka merasa sepenanggungan dan bukan satu-satunya manusia aneh.

Raras ternyata punya skenario besar akan obsesinya untuk menemukan bunga Puspa Karsa. Bunga yang dianggap dongeng oleh banyak orang, yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengendalikan dunia. Suma dan Jati akhirnya terlibat dalam ekspedisi pencarian keberadaan Puspa Karsa di Gunung Lawu yang dianggap penuh mistis. Mengulang ekspedisi yang pernah dilakukan 26 tahun silam dan menelan banyak korban, Raras berharap besar dan optimis ekspedisi kali ini akan berhasil dengan mengandalkan kemampuan Jati dan Suma.

Ekspedisi mustahil ini rupanya bukan sekadar menemukan Puspa Karsa, tetapi menjadi pintu untuk membuka tabir rahasia Jati dan Suma; siapa mereka berdua, dan apa hubungannya dengan Puspa Karsa.

Resensi

Akhirnya saya berhasil menamatkan membaca novel tebal Aroma Karsa yang sering dipuji-puji pembaca lain. Dulu pernah membaca separuh tapi terhenti karena merasa gaya bercerita novel ini berbeda dengan gaya bercerita Dee di series Supernova dan novel Perahu Kertas. Kali ini saya akhirnya bisa menyelesaikan menelusuri kisah Jati Wesi dengan penciumannya yang istimewa.

Saya menyebut novel ini sebagai novel petualangan sebab isi cerita novelnya berupa usaha menelusuri asal-usul sosok Jati dan Suma dengan melewati beberapa tempat penting: Bantar Gebang, perusahaan Kemara, dan Gunung Lawu. Pembaca akan diajak mengenal orang yang dianugerahi hidung dapat mencium aroma apa pun. Kita akan didoktrin untuk percaya jika semua benda sebenarnya memiliki aroma. 

Kemampuan ini kelihatannya menarik tapi melihat dari tokoh Suma, kemampuan ini justru merepotkan. Bau sesamar apa pun dapat dideteksi. Kita tentu saja akan menangkap bau yang aneh-aneh, bisa-bisa kita tidak bisa makan apa pun karena reaksi mual akibat kebanyakan mencium bau yang beraneka ragam.

Ketika novel ini membahas mengenai gangguan penciuman, saya sangat tertarik sebab jujur saja sampai detik ini hidung saya tidak normal. Kakosmia adalah gangguan hidung yang menafsirkan aroma secara berbeda dari yang sebenarnya. Saya tidak bisa mencium parfum sebagai wangi yang enak sebab jadi tercium aroma menyengat yang keras, sekalipun itu aroma buah. Saya tidak bisa mencium gorengan jadi aroma gurih, justru yang tercium aroma tengik dan busuk. Saya juga tidak bisa mencium aroma sabun mandi atau aroma lainnya dengan wangi yang sebenarnya, sebab yang tercium hanya aroma tidak enak. Sempat mengeluh ke keluarga dan mereka menyarankan untuk dicek ke dokter tapi saya malu untuk menjelaskannya karena memang sulit menerangkan apa yang saya cium di hidung. Rasanya aneh datang ke dokter dengan keluhan ini.

Dari novel ini kita akan mengenal komposisi wangi yang menarik. Tapi penjelasan yang melibatkan unsur kimia dan percampuran dari aroma-aroma yang kita kenal, justru jadi membingungkan sebab kita tidak bisa menduga jadi aroma seperti apa hasilnya. Hidung manusia biasa hanya bisa mencium aroma dominan. Ketika Jati membelah-belah aroma jadi bagian kecil-kecil, saya tidak bisa membayangkan aroma yang muncul. Ini juga menjadi alasan kenapa dulu saya terhenti membaca novelnya sebab merasa tema aroma di novel ini berjarak dengan saya. Susah untuk terhubung dengan kemampuan Jati dan Sumi, yang akhirnya membuat sisi simpati saya berkurang.

Yang membuat saya lanjut membaca kali ini karena petualangan ekspedisi mencari Puspa Karsa di Gunung Lawu. Kita sama-sama tahu, gunung merupakan medan yang diliputi mistis. Membayangkan mencari bunga yang tidak dikenali siapa pun di gunung, menjadi bahan khayalan yang menarik dan menantang. Saya penasaran apa yang akan dialami oleh tim yang mencari. Apalagi sempat disinggung jika ekspedisi pertama, mereka dibuat tumbang oleh sesuatu yang tidak terlihat. Rasa penasaran akan ekspedisi ini yang jadi bahan bakar saya menuntaskan novel ini.

Yang dibilang bagus banget oleh pembaca lain, tidak saya dapatkan juga. Karena porsi cerita pencarian bunga Puspa Karsa di Gunung Lawu terlalu sedikit dan singkat. Entah kenapa Dee tidak mengeksplorasi petualangan di Gunung Lawu. Saya tidak menemukan karakter Gunung Lawu dengan utuh sebagai latar penting akan keberadaan Puspa Karsa yang mistis dan misterius. Kalau boleh dibandingkan, latar Gunung Semeru di novel 5cm lebih terasa dibandingkan Gunung Lawu di novel ini.

Tema aroma menjadi salah satu alasan kenapa novel ini berjarak dengan saya. Untuk gaya bercerita Dee sepertinya tidak berubah, masih mencoba dengan ciri detail, minim metafora, dan bisa dibilang lugas. Gaya ini dipakai karena Dee memiliki tujuan membedah dunia aroma sampai ke intinya. Ini menjadi pernyataan saya untuk meralat dugaan dulu kenapa saya tidak berhasil menamatkan ceritanya.

Karakter di novel ini pun tidak ada yang menarik simpati. Jati Wesi dan Tanaya Suma sebagai orang dengan kemampuan indera penciuman istimewa sulit untuk terhubung dengan saya. Raras Prayagung sebagai perempuan kuat dan ambisius tidak juga membuat sosoknya mengesankan. Nurdin Suroso, Khalil, Kapten Mada, Bang Sarip dan tokoh pendukung lainnya memang dihadirkan untuk mendukung semata. Bahkan saya cukup terkejut ketika di ujung cerita Jati bersikap memperlakukan Khalil dengan tidak baik. Menurut saya peran Khalil dalam pertumbuhan Jati menjadi dewasa sangat tulus, tapi karena keterlibatan Khalil dengan obsesi Raras membuat Jati tidak melihat sisi itu.

Dari novel ini kita bisa belajar, "Ambisi itu harus berkadar. Tidak semua tujuan harus dicapai. Sebagai yang beragama Islam saya percaya dengan pesan 'manusia hanya berencana, Allah SWT tetap yang menetapkan takdirnya'". Kita harus tahu, apakah batasan kemampuan kita sudah sebanding dengan tujuan kita. Jika timpang, dijamin hidup akan resah dan gusar, tidak akan tenang.

Akhirnya saya memberikan novel ini nilai 3 dari 5 bintang sebab menurut saya wawasan baru dalam novel ini tetap membuka pikiran walau paket antara tema dan ceritanya belum cukup membuat saya terkesan.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

[EBook] Kubah - Ahmad Tohari



Judul: Kubah

Penulis: Ahmad Tohari

Editor: Eka Pudjawati

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Januari 2019, cetakan ketujuh

Tebal: 216 hlm.

ISBN: 9789792287745

***

Tidak mudah bagi seorang lelaki mendapatkan kembali tempatnya di masyarakat setelah dua belas tahun tinggal dalam pengasingan di Pulau Buru. Apalagi hati masyarakat memang pernah dilukainya. Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-orang yang dulu selalu hadir dalam jiwanya. Istrinya telah menikah dengan lelaki lain, anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa tidak lagi begitu mengenalnya. Karman memikul dosa sejarah yang amat berat dan dia hampir tak sanggup menanggungnya.

Namun di tengah kehidupan yang hampir tertutup baginya, Karman masih bisa menemukan seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling dari Tuhan, untuk membangun kubah masjid di desa itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, menemukan martabat hidupnya.

***

Sinopsis

Novel Kubah menceritakan tokoh Karman yang akhirnya bisa bebas setelah mendekam dalam pengasingan di Pulau Buru akibat dirinya yang tergabung dalam partai komunis. Kebebasan yang membuatnya bingung akan pulang kemana, sebab di Pegaten pernah menjadi tempat dia hidup dengan banyak kesalahan. Saat ia ditangkap dan diasingkan, Karman meninggalkan Marni, istrinya, bersama tiga anak. Berita buruk yang membikin patah hati muncul di tahun kelima, melalui sebuah kartu pos Marni meminta ijin menikah lagi. Hidup tanpa kepala keluarga bukan perkara mudah bagi Marni dan anak-anaknya. Karman yang tidak jelas kapan akan bebas tidak mempunyai pilihan selain melepaskan Marni dan berusaha rela. Tapi itu tidak mudah dilakukan.

Karman kemudian memulai hidup kembali dengan menemui sepupunya, Gono. Dia rumah saudaranya itu dia bertemu pertama kali dengan anak sulungnya, Rudio. Pertemuan yang mengharukan antara ayah-anak yang memendam rindu. 

Dari sinilah cerita Karman mulai benderang. Masa lalu kelam seperti ditimbun dengan sendirinya. Pegaten masih ramah menerimanya dengan senyuman. Dan Karman menjadi lebih matang sebagai ayah bagi anak-anaknya, Rudio dan Tini, yang kini sudah dewasa. Karman menemukan kesempatan kedua dalam hidupnya.

Resensi

Setelah sebelumnya dibuat terharu biru dan terkesan membaca novel Orang-Orang Proyek, kali ini pun saya dibikin menangis saking menikmati cerita yang disajikan penulis dalam novel Kubah. Dengan gaya bercerita yang sederhana, lugas, sopan, kisah Karman sangat enak diikuti. Sejarah masa kemerdekaan dan setelahnya tidak membuat novel ini seperti buku teks sejarah sekolahan. Unsur dramanya kental dan itu yang bikin saya ketagihan dengan karya-karya Ahmad Tohari.

Drama yang muncul dalam novel Kubah ini mengenai tobatnya salah satu anggota partai komunis. Kita tahu sendiri posisi mantan anggota partai komunis dan keluarganya masih dianggap penjahat di negeri ini. Apalagi pada masa itu, mantan anggota PKI pasti begitu tersisih. 

Dengan runut, penulis memaparkan kisah hidup Karman dimulai dari latar belakang orang tuanya, masa kecilnya, masa mudanya, hingga sampai pada titik dia terdoktrin oleh aktivis PKI. Sosok Karman begitu jelas terbayang oleh saya karena penulis dengan detail menceritakan biografinya secara lengkap.

Dari novel ini, saya jadi paham bagaimana anggota PKI merekrut anggota partai dengan cara menghasut dan mencuci otak pemuda dengan ajaran komunis agar menetang pemerintah. Intrik busuk yang dilaksanakan dengan halus, ditutupi dengan muslihat, membuat PKI jadi organisasi jahat di mata saya. Karman sebagai korban menjadi contoh memilukan. Dia seperti diperdaya. 

Yang membuat saya begitu emosional ketika membaca novel ini ada pada bagian ketika Paman Hasyim berdebat dan bertengkar dengan Karman. Paman Hasyim menghendaki Karman kembali ke jalan agama, tapi Karman bersikukuh jika agama adalah candu yang melenakan warga dengan penindasan yang dilakukan pemerintah. Komunis memang mejauhkan anggotanya dari agama dan ini yang bikin anggotanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Selain unsur sejarah kelam PKI yang dikemukakan penulis, ada juga unsur romansa dan drama keluarga. Karman mengalami polemik rumah tangga yang rumit saat dia akhirnya ditangkap dan diasingkan. Istri dan anak perlu melanjutkan hidup. Dan Karman harus berbesar hati menerima kondisi yang dipilih istrinya. Menghilangnya sosok Karman di tengah keluarga membuat dinamika yang tidak biasa bagi anak-anaknya. Apalagi ibu mereka sudah bersuami lagi dan memiliki anak. Kepulangan sang ayah membuat mereka berpikir apa yang akan terjadi nanti.

Romansa muncul ketika Karman masih muda. Lagi-lagi urusan cintanya tidak mulus. Rifah, anak dari Haji Bakir, yang ditaksirnya tidak bisa ia gapai. Pun setelah Rifah jadi janda, situasinya sudah berubah sebab dia memilih bersitegang dengan ayah Rifah. Kemunculan Marni menjadi obat. Sayangnya, masa indah itu tak lama karena mereka harus dipisahkan tragedi.

Novel Kubah begitu menggugah. Meski konfliknya kelam, tapi menguar aura sederhana yang muncul dari beberapa tokoh yang hadir. Jika pada novel Orang-Orang Proyek ada Pak Tarya yang bijak, di novel ini muncul Haji Bakir dan Paman Hasyim yang pembawaannya tenang dan berwibawa. Banyak sekali pengajaran dan perenungan hidup yang mereka sampaikan di novel ini. 

Dari novel ini saya juga merasakan nostalgia masa kecil yang begitu riuh menyenangkan. Masih bisa bermain-main di sawah, mengaji ramai-ramai di musolah, dan menikmati alam pedesaan yang masih asri. Melihat masa sekarang, kenangan masa kecil jadi ingatan berharga yang begitu diingat langsung menghangatkan hati. Pengen kembali ke masa itu kalau bisa.

Pelajaran moral yang saya dapatkan setelah membaca novel ini, "Seburuk-buruknya kita, sesalah-salahnya kita, selama masih bernafas kejarlah kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik. Segala niat baik akan dimudahkan jalannya. Percaya itu!" Dan apa yang dialami Karman di ujung cerita novel ini membuat saya tersenyum senang.

Oya, judul Kubah pada novel ini merujuk pada pemberian dan balas budi Karman untuk lingkungan yang sudah menerimanya kembali dengan memberikan kesempatan kedua. Karman membikinkan kubah untuk mesjid dekat rumah Haji Bakir.

Dengan sangat bangga, saya ingin merekomendasikan novel ini bagi siapa pun. Ceritanya bagus. Dan saya mau memberikan nilai 5 dari 5 bintang untuk kisah tobatnya Karman.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



[EBook] Orang-Orang Proyek - Ahmad Tohari



Judul: Orang-Orang Proyek

Penulis: Ahmad Tohari

Editor: Eka Pudjawati

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Januari 2019, cetakan keempat

Tebal: 256 hlm.

ISBN: 9786020320595

***

Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama?

Memahami proyek pembangunan jembatan di sebuah desa bagi Kabul, insinyur yang mantan aktivis kampus, sungguh suatu pekerjaan sekaligus beban psikologis yang berat. "Permainan" yang terjadi dalam proyek itu menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu bangunan menjadi taruhannya, dan masyarakat kecillah yang akhirnya menjadi korban. Akankah Kabul bertahan pada idealismenya? Akankah jembatan baru itu mampu memenuhi dambaan lama penduduk setempat?

***

Sinopsis

Novel Orang-Orang Proyek ini menceritakan tentang seorang insinyur bernama Kabul. Dia mantan aktivis di kampusnya. Takdir membawanya untuk mengerjakan proyek Jembatan di sekitar sungai Cibawor. Seperti proyek lainnya, dalam pengerjaan pembangunan jembatan ini, Kabul menemukan praktik potong anggaran dari hulu ke hilir oleh oknum dan sudah dianggap biasa. 

Dana menipis, mutu prioritas. Kondisi ini membikin pusing Kabul. Padahal jiwa idealismenya menginginkan pembangunan jembatan ini berjalan baik dengan mutu teruji. Sebab menurut undang-undang, pemborong wajib menjamin bangunan yang dikerjakan bisa dimanfaatkan setidaknya selama sepuluh tahun.

Sikap Kabul membuatnya bertentangan dengan kepala proyek, Pak Dalkijo. Beliau justru mencemooh sikap Kabul yang dianggapnya naif. 

Di tengah pergulatan soal proyek, Kabul yang sudah berusia kepala tiga, dipusingkan perkara asmara. Apalagi ketika orang-orang yang ada di sekitar proyek membicarakan kedekatan dia dengan Wati, Kabul harus melakukan tindakan agar tidak semakin liar prasangka orang-orang. Dan keputusannya justru membuat Wati seperti bunga yang tidak pernah disiram.

Resensi

Saya menyesal sebab kenapa tidak dari dulu saya membaca novel bagus ini. Padahal ebook-nya sendiri sudah punya dari lama. Saya menyatakan novel ini bagus sebab konflik umum yang ada di sebuah proyek diceritakan dengan gaya tutur sederhana. Sehingga saya merasa senang membacanya sebab ceritanya terkesan renyah dan gurih.

Praktik korupsi ketika dana proyek pembanguan digelontorkan menjadi kritik novel ini kepada pemerintah. Sekaligus menjadi wawasan bagi masyarakat sebagai pembaca jika proyek pembangunan pemerintah bisa menjelma jadi lahan basah untuk orang-orang jahat mengkayakan diri. Meski pada novel ini mengambil latar waktu tahun 1990, dan jika dikaitkan dengan masa sekarang, kebobrokan orang-orang pemerintah tidak pernah berkurang. Bahkan tindakan korupsi sekarang-sekarang ini terbilang lebih jahat. Misalnya kasus korupsi oleh menteri ketika wabah covid merebak. Pelakunya seperti tidak punya hati nurani, mengambil untung dari penderitaan masyarakat.

Kabul menjadi sosok jagoan di tengah sistem yang semrawut dan terorganisir, tentu menjadi yang kalah. Ada yang bilang, "Ketika masuk politik, menjadi orang baik di tengah orang jahat, akan menyusahkan. Pilihannya, ikut jadi penjahat atau tidak masuk politik sama sekali." Memang benar, novel ini membawa situasi tersebut melalui tokoh Kabul yang akhirnya menyerah dengan proyek jembatan yang diikuti syarat-syarat untuk kepentingan penguasa-penguasa jebolan partai. Kabul tidak bisa menyanggupi membuat jembatan dengan bahan-bahan bangunan yang mutunya buruk atau memakai bekasan. Kabul juga enggan menyelesaikan pembangunan jembatan dalam tempo singkat yang akan berimbas pada kualitas akhirnya.

Selain soal konflik proyek, penulis juga membawa telaahan bagi pembaca. Salah satunya mengenai makna kehidupan. Kabul lahir dari keluarga biasa. Dia beruntung karena memiliki ibu yang mengedepankan pendidikan anak. Walau sulit mewujudkan hal itu, perjuangan ibunya membuahkan hasil sebab Kabul menjadi insinyur yang masih bernurani.

Kabul pun membantu adik-adiknya agar memiliki masa depan lebih baik dengan berkuliah. Dia melepaskan sementara target berkeluarga sebab bertanggung jawab sampai adik-adiknya bisa mandiri. Kabul dengan pola pikir sederhana menganggap pilihan hidupnya sebagai kewajaran. Sehingga selama menjalani tugas tersebut, Kabul tetap menjadi Kabul yang sederhana, tidak terkontaminasi dengan iming-iming hidup mewah meski tempatnya di lahan basah.

Berkebalikan dengan Pak Dalkijo, yang sama berasal dari keluarga biasa, tapi ketika kesempatan memutus kemiskinan keluarganya datang, dia berpikir itu sebagai momen balas dendam. Cara tidak terpuji dihalalkan demi tujuannya itu. Padahal dia sadar tindakannya keliru. Ini ciri orang yang sudah terkontaminasi ambisi dan egois.

Perenungan lainnya akan kita temukan melalui sudut pandang Kabul ketika memperhatikan orang-orang proyek. Terutama mereka yang masih muda harus rela melepaskan kenikmatan masa muda dan justru memilih bekerja keras. Alasannya agar kehidupan terus berlanjut. Jadi pembaca perlu bersyukur sebab bisa mencicipi bangku kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih bersih. Padahal di sekitar kita banyak orang-orang seperti orang-orang proyek yang tidak punya kesempatan seperti yang kita dapatkan.

Novel ini tidak melulu membicarakan tentang kritik orang-orang pemerintah atau penguasa, tapi penulis memasukan cerita romansa yang manis banget. Kabul dan Wati menjadi salah satu pasangan yang tidak tergesa-gesa dengan perasaannya. Kabul awalnya melihat Wati sebagai rekan kerja. Namun debar itu datang setiap kali Wati merengut. Meski Wati menunjukkan gelagat-gelagat berharap, Kabul menimbang tidak menanggapi sebab tanggung jawab kepada adik-adiknya tetap prioritas. Tapi hubungan mereka semakin dekat sampai rumor merebak gaduh. Kabul sebagai lelaki dewasa memilih mencari saran dari kawannya mengenai harus bersikap bagaimana.

Kenyataan Wati sudah punya pacar membuat Kabul semakin menjaga jarak. Dia sangat menghormati Wati dan pasangan. Meski gara-gara sikap Kabul membikin Wati merana, Kabul tetap pada prinsipnya. Tidak sopan mengganggu perempuan yang masih ada hubungan dengan orang lain. Dan berkat kesabaran Kabul dan Wati, mereka menemukan titik terang ketika Wati dengan berani meminta kejelasan dari pacarnya.

Yang paling membekas buat saya, novel ini menempatakn sosok ibu sebagai rumah terbaik bagi anak untuk pulang. Pun ketika Kabul dipusingkan dengan keputusan final atas posisinya di proyek jembatan, Kabul memilih pulang dan menceritakan kepada ibunya. Termasuk ketika dia gamang mengenai Wati, Kabul pun menceritakan kepada ibunya. Kabar jika Kabul sudah menambatkan hati membuat ibunya terharu biru.

Saya begitu tertarik dengan karakter-karakter yang ada di novel ini. Selain ada Kabul dan Wati, kita juga akan dikenalkan dengan Pak Tarya, pensiunan pegawai Kantor Penerangan yang hobi memancing dan bisa meniup seruling. Beliau memiliki pandangan luas soal hidup yang rupanya tajam diasah pengalaman. Lalu ada juga Mak Sumeh, pemilik warung di lokasi proyek yang rupanya menjadi teman curhat Wati. Beliau sosok ibu-ibu yang bawel tapi omongannya banyak benarnya. Ada juga kepala desa bernama Basar, kawan kuliah Kabul yang sama-sama aktivis. Beliau justru merasa salah menjadi kepala desa karena jabatan ini mengikatnya untuk berkolaborasi dengan orang-orang pemerintah atau penguasa. Pilihan sulit ketika harus menempatkan satu kaki pada penguasa, satu kaki pada warga. Dan masih banyak tokoh pendukung lainnya yang meramaikan suasana lokasi proyek dengan konflik kecil mereka.

Dari novel Orang-Orang Proyek ini saya mengambil nilai, "Hidup sederhana saja dengan mengembangkan rasa." Ini pendapat saya, dengan hidup sederhana, kita akan adem dan tenang sebab tidak menuntut terlalu keras harus mencapai sesuatu. Pikiran 'harus mencapai' ini yang sebenarnya menjadi beban dan membikin hidup tidak tenang.

Lalu 'mengembangkan rasa' menjadi kontrol atas hidup sederhana ini. Kita boleh mengingikan sesuatu tapi jangan menjadi obsesi. Dengan rasa sebagai indikator mencapai tujuan, akan ada dua pertimbangan. Jika itu membuat resah dan bikin hidup diburu-buru, itu obsesi. Tapi jika itu membuat hidup menyenangkan dan bersemangat, itu cita-cita.

Membaca novel Orang-Orang Proyek menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membuat saya ingin menjadi pribadi lebih tenang. Maka saya memberikan nilai 5 dari 5 bintang. Novel ini saya sangat rekomendasikan.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



[Buku] Rapijali #2: Menjadi - Dee Lestari



Judul: Rapijali #2: Menjadi

Penulis: Dee Lestari

Penyunting: Dhewiberta H. dan Jia Effendie

Penerbit: Bentang Pustaka

Terbit: September 2021, cetakan kedua

Tebal: xvi + 484 hlm.

ISBN: 9786022918288

***

Jakarta tidak lagi menjadi penjara. Di ibu kota, Ping justru mulai mendapatkan gambaran tentang hidup yang ia inginkan. Ia memiliki sahabat-sahabat baru, impian baru, dan cinta yang baru. Namun, tantangan lebih besar turut menyingsing. Ajang Band Idola Indonesia menuntut Ping bekerja keras, termasuk menciptakan lagu. Band Rapijali yang menjadi sumber kebahagiaannya ikut menerbitkan beragam konflik. Popularitas mereka mulai terasa bagai pisau bermata dua. Berbagai perasaan yang terpendam di antara para personel Rapijali turut membayangi perjalanan terjal mereka sepanjang kompetisi.

Cita-cita Ping untuk melanjutkan pendidikan di universitas impian berbenturan dengan kelemahan terbesarnya di bidang musik. Sementara itu, rahasia masa lalu yang mulai terkuak membawa keluarga Guntur ke titik kritis. Mampukah Ping melewati badai itu? Akankah Rapijali bertahan? Di persimpangan hatinya, kepada siapakah Ping menjatuhkan pilihan?

***

Ketika saya menyebut konflik yang dimunculkan pada novel Rapijali #1: Mencari sebagai remahan kue, akhirnya terjawab di novel kedua ini. Kita akan menemukan kelanjutan hidup seorang gadis bernama Ping yang tinggal di rumah calon gubernur dan di tengah perjalanan band Rapijali meraih bintang.

Perjalanan band Rapijali memang berbuah manis meski pada babak final terjadi drama besar-besaran. Tetapi saya bisa menikmati perjuangan anggota band Rapijali demi mengikuti kompetisi band sampai ujungnya. Apa yang melingkupi perjalanan Rapijali berkompetisi membuat kita semua belajar jika berjuang demi kemenangan tidak penah mudah, kecuali kamu anak orang kaya dengan bakat pas-pasan tapi bisa disulap uang menjadi nomor satu. Apa yang dilakukan anggota Rapijali, berlibur ke Batu Karas demi menciptakan lagu, merupakan bentuk kompromi mereka terhadap mimpi yang sedang mereka kejar. Mereka melepaskan semua kelekatan dengan kenyamanan yang selama ini mereka diami dan menukarnya dengan level hidup di bawah yang biasanya. Tetapi Ping berjuang dengan jalan yang beda saat dia pulang ke Batu Karas. Dia justru berperang dengan kenangan masa lalu ketika kakeknya masih lincah dan ceria. Ketika hidup masih baik-baik saja tanpa perlu melakukan apa yang tidak ingin Ping lakukan.

Konflik pada novel kedua ini juga lebih mengaduk emosi walau eksekusi yang dipilih penulis masih belum maksimal membuat saya menangis tersedu-sedu padahal di novel ini mengemukakan konflik orang tua-anak, yang biasanya gampang banget bikin saya mewek. Setelah digantung pada akhir buku novel Rapijali #1, ketika Ardi mengetahui hubungan Ping dan ayahnya, badai itu sungguhan kejadian. Pencitraan yang dibangun Guntur sebagai calon gubernur harus porak poranda oleh pengakuan Ardi kepada ketua tim sukses lawan. 

Konflik remaja yang tampaknya susah dilepaskan adalah urusan romantisme pasangan kekasih atau sekadar naksir tanpa pernah digubris. Semesta mendukung arah Ping kepada Rakai, tapi di sisi lain sana ternyata ada yang meradang tanpa bisa berbuat apa-apa. Tak lain dan tak bukan adalah Oding dan Jemi. Walau konflik cinta-cintaan ini tidak membalur keseluruhan novelnya, penulis bermain cantik dengan menebar sedikit-sedikit di beberapa bagian seperti sedang memancing kumpul merpati dengan pakan yang disebar pada beberapa sudut taman. Ada yang bikin gemas, ada juga yang bikin naas. Cinta yang berbalas tumbuh dengan cinta yang kandas. Satu hati bahagia berbarengan dengan satu hati terluka. Tapi saya percaya cinta akan berhenti di titik paling pasnya ketika waktunya sudah tiba. Mungkin ujiannya harus berputar-putar dulu sebelum ketemu lintasan yang umum.

Kalau membahas soal teknik menulis, Dee Lestari bukan penulis yang asal meramu cerita yang dikarangnya. Sehingga segalanya makin indah saja. Di Rapijali #1 saya merasakan ada kejanggalan dari bagaimana penulis berdiksi ria, tapi dengan membaca buku keduanya saya semakin bisa menikmati alur yang dibuat penulis untuk Ping dan Rapijali. Ceritanya makin rame dan makin bikin penasaran.


Penokohan yang sempat dibahas pada ulasan Rapijali #1 semakin berkembang. Setiap tokoh yang muncul memang mengalami pergeseran lumayan signifikan. Walau masih suka becanda, teman-teman Ping mulai melihat masalah hidup dengan santai, adem, dan bertanggung jawab. Mereka lebih bijaksana menyelesaikan konflik yang muncul di Rapijali karena mereka paham emosi hanya bikin ricuh dan bijaksana bisa mengantarkan kepada kebaikan.

Saya sangat menikmati novel kedua ini dan merasa puas oleh penyelesaian konflik yang ada. Karena itu saya ingin memberikan nilai 4 dari 5 bintang.

Nah, sekian ulasan singkat saya untuk novel Rapijali #2: Menjadi, dan saya sangat menantikan novel Rapijali #3: Kembali. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Rekap Bookmail November 2021


Halo! Apa kabar?

Nggak kerasa ya bulan November sudah berlalu aja. Eit, apa saya aja yang memang begitu menikmati November ini? Alhamdulillah...

Karena sekarang awal bulan jadi saya mau menginformasikan jumlah buku yang berhasil dibaca dan buku apa saja yang saya dapatkan sepanjang bulan kemarin.

Artikel dibuat tujuannya agar saya bisa lebih bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk membaca buku dan mendapatkan beberapa buku bagus. Semoga semua yang saya baca bisa bermanfaat. Amin!

Nah, nggak perlu banyak paragraf pengantar lagi, yuk langsung disimak saja!

Saya sangat bersyukur pada bulan November saya bisa membaca sebanyak 10 buku. Dan saya senang karena bisa mempublikasikan ulasan buku-buku tersebut di blog ini. 

Boleh atuh diintip sekalian dibaca ulasan buku-bukunya, hehe.

Lalu, berikut ini adalah buku-buku yang saya dapatkan di November ini! Cek daftarnya di bawah!

1. The Midnight Library - Matt Haig

2. The Purloined Book - You Sun Dong

The Midnight Library 75.200, The Purloined Book 15.200

Awalnya saya ingin membaca buku The Midnight Library karena hype banget. Juga digadang-gadang buku ini bisa kasih pencerahan kepada pembacanya. Begitu saya coba baca di gramedia digital dan hasilnya tidak nyaman sebab masih dalam format per bab yang memanjang ke bawah, jadi saya cek dan ricek di base twitter mencari buku ini dengan harga yang lumayan murah. Setelah dapat, saya ikutan tertarik dengan buku The Purloined Book yang harganya murah sekali. Jadilah saya bayar kedua buku ini.

3. Seni Membangunkan Naga Dari Laut - Wisnu Suryaning Adji

SMNDL 120.600

Bulan November ini penulis memberikan bocoran soal series Legenda Perompak Naga yang katanya berjumlah tiga buku. Novel Seni Membangunkan Naga Dari Laut ini merupakan buku pertamanya. Santer dikabarkan buku keduanya akan rilis sebentar lagi, saya pun bergegas menelusuri toko buku online mencari preloved buku pertamanya ini. Alhamdulillah, saya bisa menemukan toko yang menjual novel preloved buku ini dengan harga yang menurut saya murah. Yang bikin novel ini worth it karena buku masih kondisi sangat-sangat-sangat baik, buku berupa hard cover, buku ada tanda tangan penulis, dan masih dilengkapi stiker bawaan ketika pembelian awalnya.

4. Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Kita Pergi Hari Ini 57.860

Buku terbaru dari penulis yang namanya susah diucapkan ini sangat hype dibicarakan. Mungkin efek buku-buku beliau yang sekarang-sekarang ini lumayan susah dicari, terutama yang Jakarta Sebelum Pagi (JSP). Sehingga banyak banget pembaca buku yang memburu buku beliau, nggak peduli harganya ampun-ampunan.

Saya tentu saja ikut tertarik ingin membacanya. Setelah maju-mundur akhirnya berani juga membayar buku ini dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pre-order-nya berkat tembus point di shopee.

5. Segala Yang Diisap Langit - Pinto Anugerah

Hadiah jadi gratissss...

Saya lupa sudah berapa kali giveaway yang saya ikuti dan selalu menyertakan buku ini sebagai pilihan hadiah. Tetapi belum juga beruntung. Saya sangat bersyukur ketika Kak Devi menghubungi saya karena saya terpilih sebagai pemenang untuk orang-orang yang pernah membantu Kak Devi menyelesaikan tugas kampusnya. Tentu saja sebagai pilihan hadiah saya menyodorkan pilihan ini. Berkat Kak Devi akhirnya saya bisa punya buku ini, semoga saja saya bisa membaca di bulan ini juga.

6. The Song of Achilles - Madeline Miller

The Song of Achilles 83.927

Buku ini dikabarkan punya cerita bagus. Dan saat ini lumayan susah mencari fisiknya. Kalaupun ada, harganya pasti tinggi. Jadi saya memilih untuk punya e-book-nya dulu karena kepalang penasaran pengen segera baca.

7. The Power of Language - Shin Do Hyun & Yoon Na Ru

The Power of Language 46.965

Buku ini saya beli karena sudah tertarik lama dan kebetulan di akun shopee owlbookstore sedang ada promo, jadi saya beli. Harga aslinya 79.000 setelah diskon dan potongan koin shopee menjadi 46.965. Dan katanya ini nonfiksi gitu, jadi pas aja untuk dibaca karena saya lagi pengen coba banyakin baca nonfiksi. 

8. Supernova #3: Petir - Dee Lestari

Supernova Petir 35.000

Untuk series Supernova, saya sudah punya buku 1, 2, dan 4. Yang ketiga, Petir, susah nyarinya kalau yang preloved tapi masih bagus. Beruntung saya akhirnya ketemu sama akun shopee bukusisifus dan jual buku Petir dengan harga murah hanya 35.000. Kondisi buku masih sangat bagus. Akhirnya saya beli juga untuk melengkapi seriesnya.

9. Between Shades of Gray - Ruta Sepetys

Between Shades of Gray 57.000

Saya mendengar nama penulis Ruta Sepetys gara-gara bukunya yang berjudul Salt to The Sea. Buku yang kata orang-orang punya cerita bagus. Menelusuri karya beliau, sampai di buku Between Shades of Gray, dan infonya buku ini sudah jarang dijual. Maka saya pun berselancar di Tokopedia dan menemukan akun pointnovalbookstore. Disitu dijual buku ini dengan harga 57.000. Saya pun langsung beli. Kondisi buku sudah agak menguning tapi keseluruhan sangat baik.

10. Aroma Karsa - Dee Lestari

Aroma Karsa 63.500

Novel ini cukup hype dan banyak disanjung pembaca, membuat saya beli lagi. Padahal dulu pernah punya tapi tidak selesai dibaca karena di ceritanya ada yang aneh. Nanti saya jelaskan di ulasan setelah saya baca novelnya. Saya beli novel ini di Lazada di akun mizanstore ketika ada promo 11.11 dengan harga normal 135.000 menjadi 63.500.

11. My Tomorrow, Your Yesterday - Takafumi Nanatsuki

gambarnya beda sendiri sebab bukunya ada di kosan yang satu lagi :)

Novel pre-order ini saya beli di shopee pada akun togamasbuahbatu dengan harga asli 78.000 menjadi 58.500. Saya mulai tertarik dengan buku-buku Penerbit Baca karena buku mereka bagus-bagus dan beragam.

12. Tulisan Sastra - Tenderlova

13. Colors in The Sky - Tenderlova

@ 99.000

Pada saat berselancar di twitter ada yang menyebutkan kalau buku Tulisan Sastra ini lumayan bikin sedih, makanya saya jajal untuk membacanya. Oya, saya beli sampai 2 buku yang Tulisan Sastra karena pengen bikin giveaway lagi. Tetapi Nunggu waktu yang pas dulu ya. Sedangkan buku yang Colors in The Sky karena pengen jajal buku lain yang merupakan terbitan penerbit minor. Siapa tau bagus, jadi bisa kasih tau ke temen-temen soal bukunya. Semua buku masing-masing seharga 99.000. Lumayan merogoh kocek ya.

14. Kebebasan Finansial - Grant 

15. Kakeibo - AE Zen

Kakeibo 50.000, Kebebasan Finansial 118.400

Kedua buku ini saya beli ketika berkunjung ke Gramedia Cipto Cirebon karena lumayan lama nggak pernah mampir lagi. Dan waktu itu yang terpikirkan pengen dibeli buku yang Kebebasan Finansial sebab pernah baca sepintas di gramedia digital. Sedangkan buku Kakeibo karena disini juga bahas soal keuangan, jadi saya pikir sekalian saja untuk menggenapkan pemahamanku.

Berdasarkan rekap di atas, selama bulan November 2021 saya membeli buku sebanyak 15 buku dengan uang sebesar 1.079.152,-. Masih jumlah yang fantastis untuk sekadar beli buku. Harus kuat iket pinggan lagi ini mah. Dan saya minta doanya supaya lancar rejeki sehingga bisa berbagi lewat giveaway ya!

Nah, jadi sekian informasi bookmail November 2021. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


[Buku] Perang - Rama Wirawan



Judul: Perang

Penulis: Rama Wirawan

Penerbit: Pustaka Merahitam

Terbit: Juni 2021, cetakan pertama

Tebal: xii + 136 hlm.

ISBN: 9786239722500

***

Rutinitas kerja yang monoton, membuat Perang begitu gelisah. Ruang kantor pun tampak seperti penjara baginya. Kerja terasa sangat membosankan karena sebatas kewajiban, bukan kesenangan. Belum lagi tercipta alienasi antara dia dan pekerja lain, bahkan dia dengan dirinya sendiri.

Buku-buku yang dia baca, membuatnya sangat membenci keadaan itu-kerja di bawah sistem kapitalisme. Dia menyadari kesenjangan atau ketimpangan sosial yang ditimbulkan oleh sistem sialan itu: pemodal semakin melimpah kekayaannya, sementara pekerja semakin melarat.

Hidup Perang kembali bergairah ketika dia bertemu dengan Deni. Teman yang memperbaiki kekeliruannya pada "Punk" dan "Anarki"-juga mengenalkannya dengan komunitas subkultur. Komunitas yang membuat dia bertemu dengan banyak teman baru-yang konsisten melakukan resistensi terhadap sistem yang menindas ini.

Komunitas ini mengubah Perang menjadi pribadi yang berpandangan baru, lebih kritis, dan imajinatif dalam menghidupi hidup. Hingga kemudian dipertemukan kembali dengan Mirah, perempuan yang memiliki banyak similaritas dengannya-dan menyadarkan dirinya akan daya subcersif dari cinta.

***

Perang yang ditulis di judul buku ini rupanya nama pemuda 22 tahun yang bekerja di perusahaan percetakan. Bukan menunjukkan peperangan seperti yang saya bayangkan di awal gara-gara melihat gambar hati berlabur merah darah.

Novel tipis ini menceritakan Perang yang bergulat antara prinsip idealis dengan pencapaian hidupnya. Dia bekerja di perusahaan percetakan tapi dia tidak nyaman. Mau keluar dari kerjaan tapi takut melihat wajah kecewa orang tuanya karena dia jadi pengangguran. Dilema yang umum dialami laki-laki usia dua puluhan. Berujung terjebak di rutinitas yang tidak menggairahkan.

"...apa akan menceritakan perasaan ini pada mereka dengan konsekuensi kembali kehilangan wajah berseri-seri mereka, atau harus kupendam semua ini sendiri dan belajar untuk menikmati ketidaknyaman?" (hal. 8).

Kemudian dia bertemu dengan Deni, sosok yang memiliki banyak kesamaan dengan Perang terutama mengenai wawasan, pola pikir, dan prinsip. Yang membedakan mereka, Deni memiliki pergaulan luas. Berkat Deni pula, Perang mengenal komunitas dan distro, yang akhirnya menarik dia dari rutinitas pulang kerja langsung ke rumah.

Perang juga akhirnya bertemu dengan perempuan yang bisa memahami jalan pikirannya. Mirah, perempuan dari masa kuliah, yang tidak ia perhatikan. Perang akhirnya menemukan tempat pulang dan rumah yang menenangkan dari sosok Mirah.

Pembahasan novel ini cukup berat karena akan disinggung mengenai filosofi dunia punk, anarki, liberal, neoliberalisme, kapitalis, globalisasi, ketimpangan, ketidakadilan, dan cinta sejati. Dari segitu banyak yang dibahas, saya justru bertentangan dengan yang dipikirkan oleh Perang atau Deni. Contohnya, Perang bekerja melebihi jam kerja dan uang lembur tidak menutup kelelahannya, lalu dia menggerutu mengenai hal itu. Saya sebagai orang biasa hanya akan memilih dari dua pilihan: keluar atau bertahan. Tapi sosok Perang dan Deni akan merunut alasannya dari konsep kapitalisme, kebijakan pemerintah, perusahaan asing, sampai ke titik bahwa mereka tengah dieksploitasi oleh sistem kapitalisme. Mereka pikirannya ribet makanya banyak hal dipandang pesimis. Dan saya yakin bergaul dengan mereka tidak menyenangkan karena obrolan akan seputar sistem-sistem di dunia.

Kalau istilah sekarang, mereka itu overthingking. Segalanya dipikirkan dalam-dalam bahkan untuk perkara kecil. Mereka ini tidak bisa menikmati hidup sebelum menemukan yang sejalan. Bahkan soal berkawan pun seleksinya harus yang sepaham. Jika tidak, akan dijauhi. Mereka jarang melakukan kompromi, bahkan menghindarinya kalau bisa. Bahasa saya buat mereka, "Bener jare dewek bae!" (benar kata sendiri aja!).

Yang mengganjal buat saya juga soal pernikahan Perang dan Mirah, yang rupanya tidak direstui oleh orang tua Perang. Saya paham betul soal kekecewaan yang dirasakan oleh orang tua. Ini dialami oleh orang tua saya ketika adik saya memutuskan menikah. Jadi, bagi beberapa orang tua, mereka menaruh harapan hidup lebih baik kepada anak. Makanya setelah anak lulus kuliah dan kerja, inginnya orang tua supaya sang anak bisa mewujudkan harapan itu. Sebab, setelah anak mereka menikah, segalanya akan untuk keluarga kecilnya. Orang tua akan ada di posisi ketiga dalam skala prioritas setelah istri/suami dan anak. Dan ketika anak sudah menikah, orang tua akan segan meminta tolong dalam hal apa pun. Makanya akan selalu ada orang tua yang kecewa dengan pernikahan anaknya, bukan karena tidak mendukung, tapi kalau bisa nanti ya nanti saja.

Dari keputusan Perang yang memilih tetap menikah meski orang tua tidak merestui makin membuat saya tidak suka dengan karakternya yang egois. Padahal di awal novel dijelaskan bagaimana dia ingin membuat orang tuanya bangga dengan pekerjaannya. Sayangnya, niat itu tidak cukup kuat untuk dia wujudkan setelah dia menemukan perempuan. Mungkin yang tidak saya pahami karena penulis tidak menceritakan urgensi apa yang membuat Perang harus menikahi Mirah di usia itu. Kalau saja tahu, mungkin saya bisa memaklumi.

Secara umum, novel ini memang tidak punya jalan cerita yang berliku-liku. Penulis membuat plot-nya padat. Justru yang dibedah penulis berupa diskusi mengenai kapitalisme, globalisasi, dan tema sejenis. Sehingga saya pun tidak bisa membahas banyak mengenai novel ini. 

Novel ini pas dibaca oleh mahasiswa karena di dalam novel ini disinggung juga mengenai kehidupan masa kuliah dan idealisme mahasiswa yang aktif memikirkan negara. Ditulis dengan diksi yang sederhana membuat pembaca akan jauh lebih mudah memahami teori-teori berat yang biasa ada di mata kuliah.

Untuk kovernya menurut saya terlalu sederhana, apalagi warna dominan putih tanpa gradasi apa pun, membuat tampilannya belum cukup memikat calon pembaca saat menelusur di rak toko buku offline atau di etalase akun e-commerce. Biar begitu saya masih penasaran dengan buku-buku dari Penerbit Merahitam yang di akhir buku ini mengakui kalau mereka hanya menerbitkan buku-buku bagus.

Dari novel ini saya belajar untuk bisa menikmati hidup dengan melakukan banyak kompromi. Sebab idealisme yang kita anut dan menantang dunia yang luas justru akan menyulitkan kita. Hidup harus realistis dan optimis agar setiap waktu yang kita lewati tidak dipenuhi energi negatif akibat overthingking.

Untuk dilematis dan pergulatan hidup yang dialami Perang saya memberikan nilai 3 dari 5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

Jadi Blogger Itu Butuh Belajar


Kenapa saya memilih menjadi bloger buku? Tak lain dan tak bukan karena saya menyenangi kegiatan membaca buku. Hal yang paling saya sukai jadi dasar kenapa akhirnya saya bikin blog. Perjalanan dari 2015 sampai hari ini bisa dibilang tidak mudah. Ada waktu dimana saya rajin membuat postingan, ada waktu dimana saya benar-benar malas membuka blog sendiri. Tapi saya selalu meyakinkan diri untuk tidak pernah menghapus blog. Dulu soalnya saya pernah nekat menghapus blog karena ingin punya blog baru dengan konsep yang menurut saya menarik, dan ujung-ujungnya menyesal.

Sejak tanggal 03 November 2021, saya memberanikan membeli domain agar nama blog saya lebih komersial. Awalnya masih menggunakan blogspot yang gratis, tapi sekarang sudah ada "dot com" di belakang nama situsnya. Yang pertama kali terpikir penyedia domain yang akan saya pilih adalah Niagahoster. Kayaknya gara-gara penyedia domain ini sering banget dibicarakan di posting-an teman-teman bloger, makanya nempel banget di otak saya.

Perubahan domain ini bikin saya mikir panjang mengenai eksistensi blog ini. Saya tidak bisa mengabaikan value yang sekarang ada di blog untuk sekadar suka-suka. Tapi saya belajar untuk lebih bertanggung jawab, akan saya bawa kemana masa depan blog ini. Makanya saya mulai mencari-cari informasi apa pun mengenai pendayagunaan blog agar maksimal.

Lalu karena saya masuk ke grup WA Blogwalking Asik, yang isinya bloger-bloger kece dan berprestasi, akhirnya nyampe di posting-an mengenai sharing session dengan tajuk "Cara Meningkatkan Traffic Blog" yang dimoderatori oleh Mas Ari Santosa (www.arigetas.com), dengan narasumber Bang Doel (www.doel.web.id). Acara dilaksanakan via zoom meeting pada tanggal 19 November 2021. 


Lalu, apa ilmu yang diserap di acara ini?

Jujur, saya rada lelet mengikuti materi Bang Doel ini karena apa yang dibahas beliau pada akhirnya mendalam sampai ke penggunaan Google Seacrh Console. Tapi prinsip saya adalah mengikuti saja materi beliau, jika ada yang bisa diserap, dipakai, jika ada yang bingung, belajar lagi. Sesederhana itu, daripada pusing, bukan?

Menurut Bang Doel, ada 3 fase yang harus dilakukan agar bisa meningkatkan jumlah pengunjung blog (traffic blog). Sayangnya saya hanya mencatat sampai 2 tahap saja: 1) Persiapan sebelum membuat konten, dan 2) Persiapan saat membuat konten. Satu lagi tidak sempat catat, jadi kalian bisa cek di posting-an teman-teman bloger lain ya ;)

Kita akan bahas sepintas fase pertama yaitu saat akan membuat konten. Bang Doel menekankan kepada blogger untuk melakukan audit terhadap blog sendiri. Yang perlu dicek adalah kecepatan blog, UI + UX, dan struktural halaman. Untuk melakukan audit ini kita bisa dibantu oleh situs-situs penyedia jasa secara gratis. Tapi alangkah bagusnya jika kita menggunakan jasa berbayar. Pasti paham dong keunggulan menggunakan jasa berbayar, akan lebih akurat, lebih rinci, dan lebih aman.

Lalu fase kedua, kita akan dituntut untuk lebih kreatif membuat isi konten. Karena google sulit kita mengerti seperti pacar yang ngambek tiba-tiba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bikin konten. Konten itu ibarat tampang kita, agar dilirik dan disayang gebetan, eh google maksudnya, perlu tuh kita mematut diri sedemikian baik.

Pertama, kita harus menentukan search intens. Kalau tidak salah paham, maksudnya adalah mencari keyword yang biasa orang pakai untuk mencari informasi. Misal, ketika membuat konten atau artikel soal ponsel, kita harus tahu apa kata kunci yang biasa orang gunakan di mesin pencarian google. Apakah 'harga ponsel terbaru', 'spesifikasi handphone terbaru', atau 'ponsel harga murah'. 

Kedua, masukan keyword ke judul. Nah, yang ini penting banget, judul harus merepresentasikan isi kontennya. Dan bahaya juga jika ternyata judul dan isi konten tidak sinkron. Pembaca blog bisa-bisa merasa dibohongi. Alamat ngamuk, dan nggak mau main-main lagi dah!

Ketiga, hindari keyword stuffing atau menebar terlalu banyak keyword. Misalnya keyword yang kita pakai adalah daster murah, jangan sampai di sepuluh paragraf berisi keyword tadi. Ini juga mempengaruhi kenyaman pembaca blog lho! Kalau kelihatan banget sedang mengiklan, biasanya ke depannya blog ini akan di-skip. Saya sendiri lebih suka artikel yang informatif tapi dikemas kayak artikel pengalaman atau curhatan. Selain mengenal kehidupan blogernya, si pembaca blog bakal kena dengan merek-merek produk apa saja yang dipakai si bloger. Istilahnya beriklan sehalus mungkin, begitu.

Keempat, tetap masukan keyword di H2. Sumpah, kalau ini saya menyerah menjelaskannya. Memang saya tahu ada istilah H1, H2, H3, pas membuka versi HTML template blog, tapi saya tidak paham fungsinya dimana dan bagaimana.

Loncat langsung poin kelima, sertakan juga sinonim keyword. Contohnya kalau bahas ponsel, bisa jadi orqng-orang justru menggunakan kata kunci handphone atau HP. Nah, ini juga harus disertakan di konten ya, tapi dengan cara halus. Kalau jelas kelihatan berganti-gantian menggunakan kata sinonim dan berulang-ulang, kita akan membingungkan pembaca dan mereka bisa menyimpulkan kita bloger yang plin-plan. Putus sudah lah, ibarat kasih janji, tapi mencla-mencle, siapa yang mau.

Keenam, gunakan gambar dalam format webp dengan ukuran kurang dari 30Kb. Sampai saya menulis artikel ini, belum saya coba juga. Soalnya ribet mesti mencari situs konverter yang bakal rubah format JPEG ke webp. Saya mengakalinya dengan tetap menggunakan JPEG tapi memilih resolusi rendah. Manfaat menggunakan gambar ukuran kecil agar kecepatan blog jauh lebih baik. Sebab gambar dengan ukuran besar akan membebani blog ketika dibuka.

Ketujuh, sertakan link internal. Maksudnya dalam artikel yang dibuat, kita boleh menyematkan link internal postingan lain, tapi dengan syarat memiliki keterhubungan. Jika bahas soal novel, bisa kita menanam link ke posting-an mengenai penerbit atau penulis.

Kedelapan, masukan link keluar. Jadi saya mengertinya di artikel itu kita bisa memasukan link situs luar sebagai situs rujukan. Misalnya ketika saya buat resensi novel dan di artikel menyebut nama penerbit, nama penerbit ini bisa kita tanam link menuju website mereka. Sejauh ini saya jarang pakai teknik begini. Dulu pernah tapi menyesuaikan dengan aturan afiliasi saja. Sebab link luar yang kita tanam akan ada harganya, hehe.

Fase ketiga saya tidak mencatat karena fokus dengan penjelasan yang disampaikan Bang Doel walau rada-rada nggak paham, jadi silakan mengunjungi blog milik teman-teman yang lain saja.

Kesimpulan, setelah mengikuti diskusi ini, saya merasa wawasan saya memang perlu banget ditambah soal jadi bloger. Menantang sekali rasanya ketika mengelola blog buku tapi ingin dibuat komersial. Apa yang disampaikan Bang Doel, saya yakin itu baru sedikit ilmu soal jadi bloger. Masih banyak ilmu lainnya yang harus dipelajari agar menunjang proses mengelola blog. Dan saya berharap untuk teman-teman bloger yang sudah mantap eksistensinya bisa berbagi ilmu itu dengan membuat acara serupa atau sesi diskusi. Sesi kemarin merupakan kegiatan positif yang digagas oleh grup Blogwalking Asik dan harus-perlu-banget dibikin sering-sering. Semoga ya.

Nah, demikian artikel yang bisa saya bikin, semoga ada nilai yang bisa dipelajari. Bagaimanapun ilmu yang bermanfaat dan yang dibagikan akan mendatangkan pahala kebaikan. Amin ya Rabb!

Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

Giveaway November #1


Halo, teman-teman! 

Dalam rangka menjemput banyak hal baik setelah kemarin berperang dengan yang namanya kenyataan, saya mau sedikit berbagi hal baik yaitu membelikan kamu buku seharga 120K (include ongkir ya!)


Simak syaratnya di bawah ini!

1. Punya alamat kirim di Indonesia

2. Pembelian hadiah dari shopee atau tokopedia dengan VA Bank Mandiri

3. Follow akun twitter saya: @adindilla

4. Tulis di kolom komentar dengan format: Akun Twitter, Domisili, dan Judul Buku (buku boleh berubah ketika pemenang mau transaksi)

5. Periode giveaway dari tanggal 21 - 22 November 2021

6. Pemenang akan diundi dan diumumkan tanggal 23 November 2021, update-nya di posting-an ini dan di twitter.


Nah, syaratnya mudah bukan? Saya tunggu partisipasinya ya teman-teman!


UPDATE PEMENANG

Dua hari masa giveaway sudah berlalu, dan saya sangat terharu sebab peserta yang ikut banyak. Nah, sekarang akan saya umumkan pemenangnya. Untuk pemilihan pemenang saya menggunakan situs www.wheelofnames.com.

Dan inilah pemenangnya:





Selamat untuk pemenang!!!

Untuk pemenang akan saya hubungi via DM Twitter ya!

[Buku] Segala Yang Diisap Langit - Pinto Anugerah


Judul: Segala Yang Diisap Langit

Penulis: Pinto Anugerah

Penyunting: Dhewiberta Hardjono

Penerbit: Bentang Pustaka

Terbit: Agustus 2021, cetakan pertama

Tebal: vi + 138 hlm.

ISBN: 9786022918424

***

Rabiah ingin mematahkan mitos yang beredar selama ini, bahwa garis keturunan keluarga bangsawan Minangkabau akan putus pada generasi ketujuh. Apa pun siap dia lakukan demi mendapatkan anak perempuan pembawa nama keluarga, termasuk menjadi istri kelima seorang lelaki yang terkenal mampu memberikan anak perempuan.

Tidak disangka, penghalang utama Rabiah justru kakak kesayangannya, Magek. Setelah bergabung dengan Kaum Padri dari utara, Magek mengacungkan pedangnya ke arah Rubiah, siap menghancurkan semua yang dimilikinya: harta, adat, keluarga, dan masa lalu.

Segala yang Diisap Langit, sebuah novel tentang pergulatan manusia di tengah ombak perubahan zaman. Tak ada yang tahu ujung jalan yang kita pilih. Tak ada yang mampu menerka pengorbanan apa yang harus kita buat. Semua demi bertahan hidup.

***

Tokoh Bungo Rabiah tergolong perempuan dominan yang fanatik terhadap adat. Posisinya sebagai pewaris Rumah Gadang Rangkayo memiliki obsesi untuk mengalahkan rumor jika warisan turun temurun akan hilang sesuai takdir setelah tujuh turunan. Cara apapun akan dilakukan, termasuk menjadi istri kelima Tuanku Tan Amo demi mendapatkan anak perempuan yang kelak jadi keturunan kedelapan. Pembukaan novel ini meski mesum menjelaskan gamblang bagaimana Rabiah berusaha keras mewujudkan obsesinya itu.

Obsesi bukan milik Rabiah saja, Tuan Tan Amo pun mempunyai misi dibalik menikahi Rabiah. Sebagai lelaki penguasa yang meninggikan martabat, keluasan tanah dan banyaknya harta menjadi ukuran seberapa hebat dia. Rabiah dan Tuan Tan Amo bermain taktik untuk tujuan masing-masing sekalipun mereka adalah suami-istri.

Adat Suku Minangkabau diulas dalam novel ini dengan jeli. Terutama adat kolot di tahun Belanda masih menjajah. Kemurnian ajaran nenek moyang yang diturunkan dari praktik dan cerita, bukan melalui tulisan atau kitab, menjadi sakral tidak boleh berubah. Orang pagan percaya takdir mereka meneruskan apa yang dimulai nenek moyang. Adat murni ini dianggap benar meski dibenturkan dengan ajaran agama Islam. Pertentangan ini diwakilkan Rabiah dengan kakak laki-lakinya yang sudah tobat, Magek Tangkangkang.

Adat merupakan hasil buatan manusia, diperkuat dengan kepercayaan mereka. Tidak melulu baik dipegang apalagi diteruskan. Pada saat itu berbarengan sedang diluaskan ajaran agama Islam oleh orang Padri yang menurut saya merujuk kepada pengikut Tuanku Imam Bonjol. Dan orang Padri ini menentang kebiasaan orang pagan meminum tuak, berjudi, sabung ayam, bahkan perkawinan saudara. Kebiasaan yang bobrok sekali. Terutama urusan pernikahan saudara yang dianggap sah dan boleh jika berbeda ibu. Padahal nyata-nyata keturunan pernikahan saudara akan cacat tapi mereka tidak belajar dari itu.

Sebagai pembaca sekarang yang kerap mendapat pencerahan jika agama Islam itu lemah lembut dan penuh kasih, saya justru kurang setuju dengan cara orang Padri menuntut orang pagan tobat karena menggunakan pedang. Pada prosesnya justru muncul pembantaian. Sekalipun dikatakan orang pagan sebagai kafir, orang yang melestarikan dosa besar, dan keras kepala kepada adat, membunuh mereka saya anggap cara keliru. Istilah saat ini mereka disebut orang Islam radikal. Ini mengusik saya selama membaca bagian pembantaian oleh Magek Tangkangkang kepada keluarga orang pagan yang enggan tobat dengan dalih menegakan ajaran agama Islam. Sangat sadis.

Sebagai novel sejarah lokal, buku ini sudah mewadahi fungsinya. Memberikan fakta kondisi masyarakat pada saat itu dan membikin pembaca bersyukur karena lahir bukan di masa itu. Yang paling repot, diksi yang digunakan penulis menyesuaikan dengan masa dan tempat kejadian berlangsung di cerita sehingga saya tidak terbiasa dan agak kagok memahami. Masalah lain, nama tokoh-tokohnya tidak umum buat saya. Beberapa hampir tertukar misalnya nama Magek Tangkangkang dan Karengkang Gadang. Meski begitu, sepadan sih dengan kesan yang saya dapatkan usai membacanya, mendapat wawasan dan serasa melihat film jadul. Makanya saya memberikan novel ini 3 bintang dari 5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

[Buku] Pasukan Buzzer - Chang Kang-Myoung



Judul: Pasukan Buzzer

Penulis: Chang Kang-Myoung

Penerjemah: Iing Liana

Editor: Juliana Tan & Raya Fitrah

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Juli 2021

Tebal: 288 hlm.

ISBN: 9786020653785

***

Sam-goong, Chatatkat, dan 01810 pada awalnya membentuk Tim Aleph sebagai perusahaan pemasaran online yang menawarkan jasa mempromosikan produk atau perusahaan. Dengan Sam-goong yang ahli menyusun strategi, Chatatkat yang pintar merangkai kalimat, dan 01810 yang jago komputer, mereka pun dengan cepat menguasai cara memanipulasi orang-orang melalui internet.

Suatu hari, Tim Aleph menerima permintaan pekerjaan yang aneh.

“Kalian pernah mendengar situs bernama Kafe Jumda? Jika kalian berhasil menghancurkan situs itu dalam waktu satu bulan, aku akan memberi kalian sembilan puluh juta won.”

Dengan keyakinan polos dan menggebu-gebu bahwa mereka bisa mengubah dunia, Tim Aleph pun mulai beraksi. Ketiga pemuda itu sama sekali tidak menyadari bahwa mereka mungkin terlibat dalam permainan politik berbahaya dan organisasi rahasia yang tidak segan-segan menyingkirkan siapa saja yang dianggap bisa merugikan mereka... dengan cara apa pun.

***

Novel Pasukan Buzzer ini menceritakan tentang proses wawancara seorang reporter surat kabar K bernama Lim Sang-jin dengan narasumber seorang anggota Tim Aleph, Chatatkat, yang mengupas kegiatan pasukan buzzer dibalik informasi viral yang beredar di internet.

Dari wawancara itu kita akan mendalami kegiatan pasukan buzzer ini yang diwakili oleh Tim Aleph. Tim Aleph terdiri dari tiga orang: Sam-goong, 01810, dan Chatatkat. Mereka memiliki peran masing-masing dan tim ini sudah dikenal memiliki trik-trik berbeda dibandingkan tim pasukan buzzer lain. Makanya Tim Aleph tengah mengerjakan proyek besar dengan Group Happo yang keberadaan group ini sangat misterius. Proyek besar yang tujuannya sangat besar dan diduga melibatkan Badan Intelijen Nasional dan Pemerintah.

Chatatkat yang diwawancara seperti sedang membuka rahasia tim mereka. Tetapi ternyata wawancara ini menjadi bagian dari skenario tim Aleph. Begitu surat kabar K menayangkan beritanya, membongkar rahasia kerja pasukan buzzer yang memanipulasi opini publik, justru hasil wawancara reporter Lim Sang-jin dan Chatatkat menjadi bias kebenarannya dan dipertanyakan.

Dari novel Pasukan Buzzer ini saya jadi paham kenapa di twitter suka muncul tweet yang bahas kegiatan pemerintah atau instansi tertentu, dan berita ini tayang bersamaan dari beberapa akun. Misalnya berita ketika Presiden Jokowi meresmikan tol atau bendungan, berita prestasi instansi kepolisian, atau berita tentang kegiatan PON di Papua. Rupanya mereka menayangkan berita tersebut untuk agenda tertentu dengan menggunakan akun influencer agar beritanya cepat naik dan viral.

Menurut saya, sayangnya cara itu keliru sebab polanya gampang dibaca akun masyarakat biasa. Sehingga tweet yang isinya sama dari beberapa akun yang muncul bersamaan akan segera diabaikan sebab jadi tidak menarik. Apalagi jika melihat tagar yang digunakan sudah seragam, pertanda langsung di-mute dan di-skip thread-nya oleh akun masyarakat biasa. Padahal apa salahnya dipilih beberapa akun influencer dan membagi informasi itu selama seminggu penuh bergiliran. Bukan malah satu hari itu bisa 5 - 6 akun yang men-tweet peristiwa serupa.

Cara yang digunakan influencer sejalan dengan taktik yang digunakan Tim Aleph dalam novel ini yaitu metode pengulangan dan penekanan. Pengulangan maksudnya memborbardir masyarakat dengan bacaan atau tweet yang berulang-ulang untuk tema, kejadian, atau sosok, yang menjadi bahan buzzer. Sedangkan penekanan lebih ke bahan buzzer diperkuat dengan memperjelas tujuannya. 

Misalnya ketika Presiden Jokowi meresmikan tol, maka banyak akun influencer membahas soal kegiatan peresmian tol tersebut, dibumbui dengan disampaikan fakta dan manfaat tol yang jumlahnya banyak. Ini bagian dari metode pengulangan. Lalu metode penekanan terlihat ketika berita peresmian tersebut dikaitkan dengan keberhasilan besar presiden menjalankan program pembangunannya dan secara halus memuji sosok presiden, memuji partainya, hingga memuji orang-orang besar di sekeliling beliau.

Sekarang, fungsi pasukan buzzer sudah mengalami pergeseran. Disampaikan juga dalam novel ini, jika awalnya pasukan buzzer digunakan untuk teknik bidang marketing, membuat viral produk atau jasa agar dikenal dan dibeli masyarakat. Tetapi saat ini tujuan pasukan buzzer adalah memancing emosi, bukan logika. Menurut saya, buzzer pengecut adalah yang memakai akun bodong. Teriak paling kenceng tapi kalau akunnya diproses hukum langsung menghilang.

Contoh nyatanya adalah ketika musim pemilihan presiden akan muncul dua kubu yang perang dengan membuat hoax demi menurunkan elektabilitas kubu lawan. Jahatnya lagi jika pasukan buzzer ini menguliti aib si lawan dan dipertontonkan ke masyarakat. Membayangkan kejahatan pasukan buzzer begini, saya pengen berdoa, "Semoga aib-aib mereka juga ditutup Allah SWT sampai matinya." #SaksiPasukanBuzzer

Novel ini punya alur yang maju-mundur. Menggabungkan percakapan wawancara dan kilas balik peristiwa yang disinggung. Meski begitu alur ini tidak membingungkan karena ditata dengan baik. Gaya bercerita pun sangat nyaman. Yang perlu konsentrasi adalah ketika mengingat anggota Group Happo karena tidak pakai nama melainkan jabatan, misalnya direktur, ketua Lee, kepala bagian, asisten manajer, kepala tim, dan staf. Oya, di akhir buku kita akan mendapatkan momen mengejutkan dan saya sendiri menuntut ada kelanjutan novel ini agar tahu nasib tokoh utamanya.

Tokoh sentral dalam novel ini adalah ketiga anggota Tim Aleph. Sam-goong dikenal sebagai otak dibalik trik-trik yang dipakai Tim Aleph. Bahkan dia disanjung oleh mitra kerja sebagai orang yang punya imajinasi besar dan berpotensi memiliki karir bagus. Chatatkat dikenal sebagai penulis ulung. Kemampuannya berkomentar dengan akun palsu di forum-forum yang menjadi target terbukti berhasil memicu keributan. Sampai-sampai forum tersebut harus gugur eksistensinya. Sedangkan 01810, karakter yang tidak disebutkan nama aslinya siapa, lebih ke anggota jago internet tapi penurut pada tugas yang jadi bagiannya.

Ketiga Tim Aleph digambarkan sebagai sosok yang cupu, tidak banyak bergaul, dan khas introvert. Mereka bucin ketika diperhatikan oleh perempuan. Misal Chatatkat yang berharap besar pada hubungannya dengan Ji-yoon justru terbentur dengan keadaan Ji-yoon sebagai perempuan bar. 01810 pun bucin dengan perempuan bernama Hye-rin yang tengah memeras uangnya namun dia tidak sadar.

Kekurangan untuk penokohan di novel ini karena tidak disebutkan masa lalu tokoh sentralnya. Seperti cerita bagaimana awalnya mereka bisa bergabung di tim Aleph. Padahal pondasi karakter ini penting agar pembaca bisa mengenal lebih dekat tokohnya. Di samping itu, kayaknya ketiga tokoh utama hanya punya alasan demi uang dalam melakukan pekerjaan. Sebab saya tidak dapat gambaran uang yang mereka dapat dalam jumlah fantastis digunakan untuk apa selain untuk memuaskan diri di tempat pijat, bar, atau tempat makan. Sedangkal itukah kehidupan pribadi mereka di balik pekerjaan yang rahasia?

Usai membaca novel ini saya makin terbuka dengan situasi di sosial media, terutama di twitter, bahwa satu peristiwa bisa ramai dibahas bukan karena memang lagi jadi sorotan, tetapi bisa jadi diciptakan agar menjadi sorotan. Bisa berbahaya ketika informasi yang diciptakan masih mentah karena bisa telan oleh masyarakat. Pesannya, bermain media sosial harus bijak dan cerdas. Sebab di balik media sosial ada pasukan buzzer bayaran yang bekerja demi memenuhi tujuan si penyewa. Dan cara-cara mereka bisa lebih jahat daripada pembunuh.

Untuk novel Pasukan Buzzer yang membuka mata pembaca tentang sosial media saya berikan nilai 4 bintang dari 5 bintang. dan memiliki kejutan yang bikin kisah ketika tokoh utamanya menggantung dan harus ada lanjutannya

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!


MONDAY BOOK REVIEW


Oya, karena hari ini bertepatan dengan hari Senin, jadi ulasan buku kali ini saya masukkan sebagai postingan Monday Book Review yang digagas oleh Kak Ira di blognya: irabooklover.com

Label ini berlangsung dengan harapan akan bisa mempertemukan dan menggiatkan kembali blogger-blogger buku sehingga bisa lebih produktif dalam mengelola blognya ataupun dalam kegiatan membaca buku.

Bagi teman-teman yang mau ikut serta, silakan langsung berkunjung ke postingan Kak Ira yang membahas soal label Monday Book Review ini dengan mengklik poster di bawah ini: